Langsung ke konten utama

Mengulas Market Leader Industri Perunggasan Ayam

Inilah enam perusahaan perunggasan ayam terbesar di Indonesia. Keenam perusahaan ini merupakan pemimpin pasar ayam usia sehari (day old chick/DOC) di Indonesia, yakni PT Charoen Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), PT Sierad Produce Tbk (SIPD), PT Wonokoyo, dan PT Cheil Jedang, menurut berbagai sumber data yang dikompilasi duniaindustri.com. Keenam perusahaan tersebut merupakan pemain terbesar di industri perunggasan di negeri ini.

Charoen Pokphand menjadi pemimpin pasar DOC dengan menguasai 31% pasar DOC di Indonesia, disusul Japfa Comfeed dengan 21%, Malindo Feedmill 8%, Sierad 6%, Wonokoyo 5%, dan Cheil Jedang 1%. Data tersebut merupakan perbandingan produksi masing-masing perusahaan dengan kapasitas produksi nasional. Data itu berasal dari Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian, Japfa Comfeed, dan Maybank Kim Eng.

Berbeda dengan itu, berdasarkan data Frost and Sullivan, Charoen Pokhpand menguasai 40,5% pasar DOC di Indonesia, terbesar dibanding produsen sejenis lainnya. Sementara Japfa menguasai 25,1% pasar DOC, disusul PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) 7,6%, PT Sierad Produce Tbk (SIPD) 6%, dan sisanya produsen lain.

Saat ini kapasitas produksi DOC nasional mencapai 60 juta DOC per minggu. Dari total kapasitas tersebut, akhir tahun lalu realisasinya hanya mencapai 54 juta DOC per minggu. Sementara total permintaan tahun lalu hanya tercatat maksimal 42 juta DOC per minggu. Dampaknya, pada akhir tahun lalu terjadi kelebihan pasokan (oversupply) di industri DOC nasional.

Merespons kondisi tersebut, dua pemimpin pasar DOC di Indonesia, yakni Charoen Pokhpand dan Japfa Comfeed, menurunkan produksi secara signifikan mulai kuartal I 2015. “Produksi DOC kami sekarang dipangkas sebesar 20%, namun karena harga belum naik ada usulan untuk mengurangi DOC hingga 40% supaya harga naik,” ujar Bambang Budi Hendarto, Wakil Direktur Japfa Comfeed Indonesia.

Bila dibandingkan dengan 2013, harga jual DOC sekitar Rp 4.700 per ekor, sedangkan tahun lalu harga jual DOC sekitar Rp 3.700 per ekor. Sementara harga pokok untuk memproduksi DOC berkisar Rp 4.000 per ekor hingga Rp 4.100 per ekor tergantung pada efisiensi dan produktivitas. Efisiensi dan produktivitas tahun ini sedikit lebih baik.

Charoen Pokhpand juga menurunkan produksi DOC secara signifikan. Desianto Budi Utomo, Vice President for Feed Technology Charoen Pokhpand Indonesia, mengatakan pemangkasan produksi DOC perseroan sudah dilakukan sejak awal Maret tahun ini sebesar 20%. Setelah dievaluasi lebih lanjut, over supply tetap terjadi hingga akhir Maret tahun ini.

“Karena alasan tersebut, kami tingkatkan pemangkasannya di akhir Maret. Kami turunkan produksi DOC menjadi 30% dan hingga saat ini masih dalam eveluasi, bagaimana perkembangan selanjutnya,” tutur Desianto.(*)

Sumber: di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh