Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Market Demand Sarung Tangan Karet Secara Global

Indonesia saat ini menguasai  tiga persen pangsa pasar sarung tangan karet secara global . Capaian market share itu menjadi nomor empat terbesar setelah Malaysia (63%), Thailand (18%), disusul China (10%). "Malaysia sebagai  pemasok utama  akan memberikan kontribusi sebesar 63 persen, diikuti oleh Thailand sebesar 18 persen, China sebesar 10 persen dan Indonesia sebesar 3 persen," kata Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh. Pada 2018,  total kebutuhan sarung tangan karet global  mencapai 268 miliar unit. "Pada 2019 diperkirakan konsumsi sarung tangan karet dunia akan mencapai 300 miliar unit, dengan  nilai pasar  mencapai US$4,8 miliar atau setara dengan Rp 67,871 triliun (kurs Rp14.100 per dolar AS)," ungkapnya. Permintaan sarung tangan karet global tumbuh konsisten dalam 15 tahun terakhir, dengan rata-rata  pertumbuhan permintaan tahunan  antara 8-10 persen. Namun, saat ini yang tersedia belum dapat memenuhi seluruh permintaan global

Big Data Jadi Penopang Revolusi Industri 4.0

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan  bahan utama dari revolusi industri 4.0  terletak di data dan informasi. Hal itu menjadi acuan untuk pengembangan industri masa depan. “Pada revolusi industri 3 yang menjadi penekanan adalah sistem, nah saat ini dalam revolusi industri 4.0 bahan utamanya adalah  data daninformasi . Bagaimana memanfaatkan kekuatan dalam big data untuk memajukan sektor industri,” kata Wapres di Jakarta. Menurut JK, kemajuan teknologi terutama teknologi digital saat ini seiring dengan revolusi industri 4.0 telah mengubah cara berproduksi dan hubungan sosial. “Perubahan itu tidak mungkin ditolak. Tapi bagaimana kita mengambil manfaat untuk kemajuan,” paparnya. Wapres juga menekankan dalam revolusi industri 4.0, penguasaan teknologi menjadi hal krusial. Terjadi pergeseran dan perubahan dalam semua hal. “Automation, robotic, internet of things,  big data , cloud, dan lainnya, semua terjadi revolusi. Ini yang harus disadari dan kita cepat beradaptasi denga

Menengok Esensi Perubahan dalam Revolusi Industri 4.0

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menegaskan  revolusi industri 4.0  menjadi peluang besar bagi sektor industri di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan kesempatan kerja baru, sekaligus mendorong daya saing, produktivitas, dan efisiensi. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar  Indonesia Industrial Summit 2019  diselenggarakan pada 15-16 April 2019 di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang. Kegiatan ini merupakan forum konsolidasi para pemangku kepentingan untuk membangun rumusan bersama mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan dalam mengakselerasi transformasi digital sektor industri manufaktur. Menperin menjelaskan guna mengantisipasi  perkembangan revolusi industri 4.0 , pemerintah Indonesia membuat “Making Indonesia 4.0” yang merupakan sebuah peta jalan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Sejak peluncurannya oleh Presiden RI tepat satu tah

RI Produsen dan Konsumen Sepatu Terbesar Ke-4 Dunia

Indonesia dengan penduduk sekitar 265 juta jiwa saat ini menjadi  negara produsen dan konsumen sepatu terbesar keempat di dunia . Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), produksi sepatu Indonesia menduduki peringkat ke-4 di dunia dengan total  1,4 miliar pasang pada  2018, yang memberi kontribusi sebesar 4,6 persen dari total produksi sepatu di dunia. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih dalam keterangan tertulis menjelaskan Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai  produsen alas kaki di dunia  setelah China, India, dan Vietnam. “Selain itu, kita menjadi negara konsumen sepatu terbesar ke-4 dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki," ujarnya di Jakarta. Saat ini jumlah industri alas kaki di Indonesia mencapai 18.687 unit usaha yang terdiri dari 18.091 unit usaha skala kecil, 441 unit usaha skala menengah, dan 155 unit usaha skala besar. "Belasan ribu unit usaha tersebut telah m