Langsung ke konten utama

Riset Tren Harga Baja 2017

Harga baja dunia kembali menghangat dengan mencatatkan kenaikan sebesar 50% pada Maret 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada awal Maret 2017, harga baja dunia yang mengambil patokan harga baja canai panas (hot rolled coils/HRC) asal China melonjak ke level US$ 540-550 per ton, dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 360-370 per ton.

Kenaikan itu melanjutkan perbaikan harga sejak awal 2017 yang tercatat di level US$ 525-535 per ton. Duniaindustri.com mengambil data tren harga baja dunia dari harga baja di Timur Tengah dengan negara asal China untuk kategori HRC lebih besar atau sama dengan 2 milimeter. Seiring dengan itu, harga tinplate juga merangkak naik pada awal Maret 2017 menembus US$ 825-835 per ton, dari posisi awal 2017 di kisaran US$ 795-805 per ton.

Menurut laporan World Steel Association dalam Short Range Outlook, Oktober 2016, permintaan baja global diperkirakan kembali pulih sebesar 0,2% menjadi 1.501 juta ton di tahun 2016 dan sebesar 0,5% mencapai 1.510 juta ton di tahun 2017. Peningkatan permintaan baja global tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan baja di negara-negara berkembang sehingga mampu menyeimbangkan penurunan serta pemulihan Tiongkok dan negara-negara maju.

Dari sisi harga, harga baja global sejak awal tahun 2016 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan World Steel Dynamics (Inside Track, Desember 2016) harga baja dunia pada bulan Desember 2016 naik sekitar 72% ke level US$ 490 per ton dari posisi US$ 284 per ton pada Desember 2015. Salah satu faktor yang mendongkrak harga baja adalah rencana pemerintah Tiongkok memangkas kapasitas produksi industri baja sebesar 100–150 juta ton dalam 5 tahun ke depan. Peningkatan harga global ini diperkirakan masih terus berlanjut yang akan berdampak kepada peningkatan harga baja domestik.

Tren harga baja global pada 2017 menjadi kebalikan dari posisi 2015. Pada 2015, harga baja dunia sempat bergejolak di tataran terendah. Pada November 2015, harga baja terutama HRC impor turun ke level US$ 317 per ton, anjlok 12% dibanding September 2015 di posisi US$ 360 per ton. Menurut data duniaindustri.com yang dikompilasi dari beberapa produsen, harga baja HRC lokal dan HRC impor anjlok cukup dalam sejak awal 2015.

Titik Balik Baja Dunia
Pada Januari 2015, HRC impor berada di posisi US$ 553 per ton dan terus turun menjadi US$ 409 per ton pada Juli 2015, sebelum akhirnya turun hingga dasar pada Desember 2015. Sementara harga HRC lokal juga menunjukkan tren yang sama. Harga HRC lokal pada Januari 2015 berada di level Rp 7.350 per kilogram, dan kemudian turun hingga Rp 6.700 per kg pada Mei 2015, sebelum akhirnya turun lagi ke posisi Rp 5.700 per kilogram pada November 2015.

Penurunan harga HRC mempengaruhi harga produk hilir baja seperti pipa baja. Harga pipa baja pada Januari 2015 mencapai Rp 9.482 per kg dan turun terus menjadi Rp 8.126 per kg pada November 2015.

Harga baja dunia terus melemah seiring minimnya sentimen perbaikan harga komoditas di pasar internasional. Penurunan harga yang terus berlanjut masih disebabkan oleh rendahnya harga komoditas di pasar internasional, perbaikan ekonomi global yang belum signifikan, serta kelebihan pasokan baja di China sebagai produsen terbesar dunia. Sementara konsumsi baja global melambat seiring perlambatan perekonomian dunia.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh riset pasar dan data industri, total ada 130 database, klik di sini
** Butuh market intelligence untuk persaingan pasar atau investasi saham, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Lengkap Industri Perikanan, Hasil Laut, dan Olahannya

Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dirilis pada minggu pertama Februari 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik , terkait industri perikanan dan hasil laut (rumput laut, ikan surimi, udang, tuna tongkol cakalang, kepiting & rajungan, cumi & gurita). Diperkuat dengan tren produksi, sebaran lokasi, serta nama produsen, data komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri perikanan dan hasil laut cukup prospektif dan atraktif baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada halaman 5, ditampilkan tabel tren perkembangan konsumsi

Tren Nilai Pasar Industri Detergent di Indonesia

Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com . Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun. Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%. Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia. Berdasarkan penelusur

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc