Langsung ke konten utama

Injeksi Likuiditas Rp 300 Triliun untuk Redam Volatilitas Rupiah

Bank Indonesia (BI) diketahui sedang mati-matian menjaga rupiah agar tidak terperosok lebih dalam, dengan menggelontorkan injeksi dana sekitar Rp 300 triliun. Tujuannya agar rupiah mampu stabil setelah minggu lalu sempat menyentuh level terendah Rp 16.273 per dolar AS.

Injeksi likuiditas BI secara besar-besaran merupakan intervensi otoritas moneter guna meredam volatilitas mata uang, menyusul ekses negatif penyebaran masif virus corona secara global termasuk di Indonesia. Hingga Minggu (22/3), sebanyak 514 orang di Indonesia positif terinfeksi virus corona, dengan angka kematian 48 jiwa, dan 29 berhasil sembuh.

Bukan hanya mata uang, ekses negatif virus corona juga mengguncang pasar saham dan melemahkan rantai pasok industri di berbagai negara. Sejumlah negara mengumumkan paket likuiditas besar-besaran untuk menyelamatkan negaranya dari jurang krisis yang lebih dalam.

Hans Kwee, Analis dan Direktur PT Anugerah Mega Investama, dalam keterangan tertulis menjelaskan, Bank Sentral Inggris mengumumkan pemotongan suku bunga dan meningkatkan program pembelian obligasi. ECB mengumumkan "Pandemic Emergency Purchase Programme" dan akan menggunakan likuiditas 750 miliar euro untuk membeli obligasi sekuritas untuk mendukung ekonomi Eropa.  ECB juga sudah mengeluarkan program quantitative easing senilai USD 821 miliar. Pemerintah Inggris juga mengumumkan paket likuiditas hampir USD 400 miliar untuk membantu bisnis melalui krisis tersebut. Prancis juga meluncurkan paket likuiditas USD 50 miliar untuk membantu bisnis kecil dan karyawan.

Data yang dikeluarkan menunjukan Zona Eropa dalam tekanan. Sentimen bisnis Jerman turun pada Maret 2020. Data pendahuluan indeks Iklim Bisnis Ifo turun ke 96,0 poin di Februari menjadi 87,7 poin di Maret merupakan penurunan terbesar sejak 1991 dan membawa indeks itu ke level terendah sejak Agustus 2009.

Langkah Lockdown yang dilakukan beberapa Negara Eropa dan yang lain pembatasan aktifitas ekonomi dan sosial dan penutupan perbatasan dapat memukul perekonomian kawasan.  Sentimen positif stimulus yang dikeluarkan bisa gagal bertahan lama di pasar akibat wabah corona. Hampir 270.000 orang di seluruh dunia terjangkit Covid 19, dengan jumlah kematian sekitar 11.266. Koreksi masih mungkin terjadi di bursa Eropa.

Sementara itu, Gedung Putih sedang berupaya mendapatkan persetujuan paket stimulus senilai antara USD850 miliar hingga lebih dari USD1 triliun. Hal ini didukung anggota parlemen di Capitol Hill untuk memberikan bantuan kepada individu dan UKM, serta menopang maskapai penerbangan. Tetapi paket ini belum jelas kapan disahkan. Sebelumnya kebijakan darurat The Fed memangkas suku bunga acuan menjadi 0%  - 0.25% dari sebelumnya 1 % - 1.25%, level terendah sejak 2015, dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran senilai USD700 miliar. Tetapi berbagai stimulus ini hanya mampu menaikkan pasar dalam jangka pendek. Sebagian melihatnya sebagai sinyal dampak pandemi Covid-19 cukup signifikan terhadap ekonomi dan bisnis.

Pasar saham Indonesia berhasil ditutup positif pada perdangangan Jumat merespon positifnya pasar Global dan regional. Pemotongan Suku bunga acuan tidak terlalu di respon pasar akibat pengaruh dari luar. BPS menyatakan neraca perdagangan periode Februari 2020 surplus sebesar USD2,34 miliar. Surplus terjadi akibat nilai ekspor sebesar USD13,94 miliar dan nilai impor sebesar USD11,60 miliar.

IHSG berhasil naik pada akhir pekan lalu membuat candle dengan shadow di bawah indikasi perlawanan atas tekanan turun. Tetapi melihat tekanan pada pasar Amerika kami perkirakan IHSG berpeluang kembali tertekan turun dengan support di level 3918 sampai 3686 dan resistance di level 4238 sampai 4900. Awal pekan peluang tekanan tetapi di akhir pekan kami perkirakan IHSG dapat kembali naik terbatas. Pelaku pasar harus tenang jangan panik dan tetap rasional. Lakukan akumulasi beli bagi investor yang punya jangka waktu investasi lebih dari 1 tahun.

Sebelumnya, Bank Indonesia sudah mengucurkan dana sekitar Rp300 triliun sepanjang tahun ini untuk intervensi pasar guna menjaga nilai tukar rupiah dari tekanan dolar AS akibat akibat tekanan pandemi global virus corona.

"Kami terus melakukan injeksi likuidtas baik rupiah dan valas, untuk injeksi likuditas. Kami laporkan tahun ini sudah injeksi rupiah hampir Rp 300 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam telekonferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jumat (20/3).

Injeksi likuiditas antara lain dilakukan melalui pembelian SBN yang telah dilepas investor asing di pasar sekunder mencapai Rp163 triliun. Kemudian melalui perubahan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah atau batas pencadangan kas bank senilai Rp51 triliun sejak awal tahun.

BI juga melonggarkan lagi GWM rupiah dengan tambahan likuiditas mencapai Rp23 triliun, dan GWM valas dengan nilai suntikan dana USD3,2 miliar. Perry mengatakan langkah tersebut dilakukan karena peningkatan aliran keluar modal asing ( capital outflow ) akibat tekanan ekonomi global. Sejak Januari hingga Kamis kemarin, arus modal keluar mencapai Rp105,1 triliun secara neto.
Selain intervensi pasar, BI juga mendorong agar dunia usaha termasuk para eksportir turut membantu menjaga nilai tukar rupiah, dengan tidak menahan dolar AS. Eksportir dapat melepas dolar AS ke pasar sehingga memberikan pasokan dolar AS di pasar valuta asing.(*/)

Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh