Duniaindustri.com (Juli 2018) – Sekitar 83% perusahaan di Indonesia saat ini sedang mengeksplorasi dan mengimplementasikan solusi teknologi internet of things (IoT). Hal itu diketahui berdasarkan survei Asia IoT Business Platform terhadap perusahaan-perusahaan di ASEAN termasuk Indonesia pada tahun lalu.
Menurut survei itu, 11,8% perusahaan sudah mengimplementasikan IoT dan 5,1% sudah mendapat manfaat dari pengimplementasian itu. Sementara 29% di antaranya sedang mengeksplorasi solusi-solusi IoT yang ada, dan 37% sedang mengumpulkan fakta dan mempelajari solusi IoT.
“Kami sangat positif tentang perkembangan di Indonesia dan kami telah melihat langkah yang diambil perusahaan lokal selama 2-3 tahun terakhir dalam membangun strategi digitalisasi yang terfokus, supaya mereka bisa bersaing tidak hanya secara lokal, tetapi juga regional,” kata Irza Suprapto, Direktur Asia IoT Business Platform dalam sambutannya di Asia IoT Business Platform Media Day di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (4/7).
Meski begitu, masih ada hambatan. Sebanyak 1.573 responden dari survei itu meyakini bahwa biaya yang tinggi (68,9%) adalah hambatan utama dalam mengimplementasikan solusi IoT skala besar, diikuti oleh masalah security (56,3%), ketidaksesuaian dengan sistem lama (48,2%), kompleksitas sistem (43,6%), dan ketersediaan SDM yang memahami teknologi itu (40,4%).
Di tingkat ASEAN, rata-rata perusahaan Indonesia yang sedang mengeksplorasi dan mengimplementasikan solusi teknologi IoT yakni 83%, berada di urutan ketiga terbesar, di bawah Thailand 89% dan Malaysia 86%. Meski demikian, Indonesia lebih tinggi dibanding Filipina 80% dan Vietnam 79%.
Total rata-rata perusahaan ASEAN yang yang sedang mengeksplorasi dan mengimplementasikan solusi teknologi IoT mencapai 84%, menurut survei Asia IoT Business Platform. Dari jumlah itu, sekitar 87% industri telah mengadopsi solusi teknologi IoT, di sektor lain; transportasi, distribusi, dan logistik 83%, perbankan, finance, dan asuransi 83%, pemerintahan dan layanan publik 81%, real estate, ritel, dan kesehatan 79%.
Sementara survei terbaru Asia IoT Business Platform 2018 terhadap perusahaan-perusahaan ASEAN sedang dilakukan dan hasilnya akan dipaparkan pada Asia IoT Business Platform (AIBP) edisi ke-25 di Jakarta, yang akan digelar pada 28-29 Agustus 2018. Informasi terbaru mengenai implementasi teknologi IoT di Indonesia tahun ini, begitu juga perbandingannya dengan negara-negara lain di ASEAN akan menjadi satu dari banyak topik menarik yang akan didiskusikan di AIBP 2018 dengan tema “Digitization of Local Enterprises in Indonesia”.
Dirjen Aplikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Semuel Abrijani memaparkan pemerintah dengan mencanangkan revolusi industri 4.0 mengharapkan berbagai sektor industri di Indonesia menerapkan dan mengembangkan teknologi IoT. Dia menilai teknologi IoT ini tidak bisa tergantikan. Seluruh pemangku kepentingan dari mulai pemerintahan, industri, telekomunikasi, pelabuhan, hingga energi mesti mengadopsi teknologi ini agar tidak tertinggal. “Kalau terlambat, maka kita akan tertinggal dibanding yang lain,” ujarnya.
Tren positif terjadi dalam pengimplementasian teknologi IoT di Indonesia. Selain menghasilkan efisiensi, menurut dia, teknologi IoT juga mendorong pelaku industri dapat memangkas bisnis proses yang ada sehingga produktivitas meningkat. “Hal ini akan menambah daya saing produk Indonesia,” ucapnya.
Salah satu cabang dari teknologi IoT yang cukup berkembang di Indonesia adalah big data dan artificial intelligence. Kehadiran layanan big data makin terasa dibutuhkan bagi praktisi bisnis, korporasi, pemerintahan, investor, maupun institusi pendidikan. Karena itulah, didukung dengan tim yang kompeten, Duniaindustri.com dalam perjalanannya telah menjelma sebagai startup layanan big data (riset pasar dan perusahaan analisis) terbaik dan terproduktif di negeri ini.
Seiring kepercayaan yang makin meningkat, tim Duniaindustri.com juga terus berkembang dengan mencari metode-metode analisis baru, mensimulasikan pendekatan teraktual, mengkomparasi skenario terkini, mengkalkulasikan teori-teori komprehensif, guna menghadirkan hasil riset data spesifik yang lebih riil, sesuai trend pasar, dan paling penting terjangkau bagi semua kalangan.
Perkembangan tersebut terlihat dari pertumbuhan jumlah database riset data spesifik yang telah ready di Duniaindustri.com, melonjak signifikan sebesar 22% dari 121 database riset pada akhir tahun lalu menjadi 157 database riset pada Juni 2018. Hal ini dipicu makin meluasnya kebutuhan riset data spesifik guna mendukung pertumbuhan bisnis di sektor industri tertentu.
Duniaindustri.com menyediakan indeks data industri yang bisa didownload user untuk memberikan gambaran atau acuan perkembangan sektor industri tertentu. Duniaindustri.com telah menangani puluhan proyek data hingga riset persaingan pasar dari perusahaan kecil, menengah, besar di Indonesia, terutama dari Jakarta, Bogor, Cikarang, Bandung, Yogya, Sidoarjo, Surabaya, Palu, Bali, Medan, dan daerah lainnya, bahkan dari China dan India.(*/tim redaksi 07)
Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 157 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider, klik di sini***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 156 database, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 19 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider, klik di sini
Komentar
Posting Komentar