Langsung ke konten utama

Menghitung Market Value Industri Mobil di Indonesia

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan total nilai pasar (market value) kendaraan roda empat pada tahun lalu mencapai Rp231 triliun. Dengan demikian, penerimaan pemerintah pusat maupun daerah diproyeksikan menyentuh Rp91,18 triliun.

Sekretaris Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan perkiraan penerimaan pemerintah itu didasarkan pada perhitungan simulasi harga jual yang dibayarkan konsumen. “Hingga Desember tahun lalu, total penjualan domestik minimal mencapai 1,052 juta unit, seperti perkiraan awal tahun," kata Sekretaris Gaikindo, Kukuh Kumara kepada pers.

Selama ini, menurut Kukuh, rata-rata harga produk mobil di Indonesia hanya berkisar Rp220 juta per unit. "Harga produk yang dipasarkan variatif, mulai dari Rp120 juta hingga miliaran rupiah. Penyumbang penjualan terbesar masih di level Rp100 juta sampai Rp300 juta," papar dia.

Berdasarkan data Gaikindo, konsumen pertama-tama menanggung biaya registrasi kepolisian berupa dokumen kendaraan sebesar 10%. Hasilnya, dari total transaksi mencapai Rp232 triliun, biaya registrasi keseluruhan mencapai Rp21,04 triliun.

Secara total, pembebanan biaya Kepolisian tersebut memangkas nilai transaksi menjadi Rp210 triliun yang merupakan omset bagi diler. Tanpa memperhitungkan margin yang disematkan diler, nilai transaksi itu mengandung pembebanan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Penghasilan Konsumen (PPh Konsumen), masing-masing 10%, 20%, dan 0,45%.

Besaran pajak yang dibayarkan pada tahap ini berdasarkan basis harga pabrik. Hasilnya, total pajak yang disetorkan dari transaksi hingga tahap diler mencapai Rp49,1 triliun.

Pada urutan terakhir, nilai transaksi dari harga pabrik yang mencapai Rp140,2 triliun termasuk adanya pembebanan bea masuk. Tarif terendah bea masuk mencapai 15%, sehingga total setoran ke pemerintah terkait ketentuan tersebut mencapai Rp21,03 triliun.

Dengan menggabungkan total seluruh pungutan pemerintah tersebut, maka dari nilai transaksi mencapai Rp231 triliun, terdapat Rp91,1 triliun atau setara 39% nilai transaksi.

Rasio Kepemilikan
Sementara itu, rasio penetrasi mobil terhadap populasi penduduk di Indonesia baru mencapai 93 unit per 1.000 penduduk. Rasio itu masih di bawah Thailand yang sudah mencapai 200 unit per 1.000 penduduk.

Karena itu, Direktur Utama PT Astra International Tbk (ASII) Prijono Sugiarto mengakui potensi pasar kendaraan roda empat masih sangat tinggi. “Angka penjualan kendaraan roda empat yang stagnan merupakan indikator yang kurang baik untuk negeri yang memiliki potensi sedemikian besar karena penetrasi mobil di Indonesia masih rendah dibandingkan negara Thailand atau pun negara maju lainnya,” katanya seperti mengutip keterbukaan informasi.

Menurut dia, pasar mobil di Indonesia tahun ini diperkirakan cukup stagnan dengan potensi pasar hanya 1.100.000 unit. “Kami katakan potensi pasar tahun ini akan berkisar antara 1.050.000 – 1.100.000 unit. Jadi dapat dikatakan pasar kendaraan roda empat mengalami stagnasi,” ujarnya.

Secara GDP, Indonesia pernah mencapai US$3.500 per kapita. Tahun ini berpotensi sekitar US$ 3.500-US$ 3.600 per kapita. “Namun selama beberapa tahun belakangan ini, nominal GDP kita bertahan di angka itu,” ucapnya.

Tahun ini angka penjualan kendaraan roda dua turun sekitar 9 persen. Namun Astra beruntung, lanjut Prijono, karena pangsa pasar kendaraan roda dua Asra dapat menyentuh 74%.

Indonesia dengan transportasi publik baru akan tersedia pada tahun 2019. Untuk itu saat ini masih membutuhkan kendaraan roda empat.

Sementara untuk rencana kenaikan pajak kendaraan bermotor hingga 15% kian menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pajak kendaraan tertinggi. Walaupun tidak setinggi pajak kendaraan di Singapura. Untuk rata-rata jenis mobil Avanza hingga mobil premium, Lexus yang Astra jual, mungkin 60%-70% masuk kas negara.

Sementara dengan mobil yang muatan lokal 80% pajak yang masuk ke kas negara hanya 30%-40%. “Biasanya jika terjadi penurunan GDP di bawah 5% pasar mengalami stagnasi,” katanya.

“Astra masih cukup beruntung karena sampai dengan semester pertama, pertumbuhan kendaraan roda empat Astra sebesar 9%, sehingga pangsa pasar kami naik menjadi 56%.”


Untuk penjualan kendaraan roda dua nasional semester I turun 9% karena ada keterlambatan panen di jawa sehingga pasarnya kemungkinan berkisar antara 5,5 juta sampai dengan 5,7 juta. “Harapan kami pangsa pasar motor Honda bisa tetap bertahan di angka 74 persen.”(*/tim redaksi 05)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 142 database, klik di sini
** Butuh 18 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Lengkap Industri Perikanan, Hasil Laut, dan Olahannya

Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dirilis pada minggu pertama Februari 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik , terkait industri perikanan dan hasil laut (rumput laut, ikan surimi, udang, tuna tongkol cakalang, kepiting & rajungan, cumi & gurita). Diperkuat dengan tren produksi, sebaran lokasi, serta nama produsen, data komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri perikanan dan hasil laut cukup prospektif dan atraktif baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada halaman 5, ditampilkan tabel tren perkembangan konsumsi

Tren Nilai Pasar Industri Detergent di Indonesia

Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com . Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun. Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%. Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia. Berdasarkan penelusur

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc