Langsung ke konten utama

Negeri Kecil Ini Jadi Pusat Keuangan Dunia

Mau tahu pusat keuangan dunia berada di mana? Ternyata kota tersibuk di dunia sangat kental dengan pusat keuangan dunia. Simak ceritanya di bawah ini.

Singapura menggeser posisi Hongkong sebagai pusat keuangan terbesar ketiga di dunia, berdasarkan survei lembaga riset yang berbasis di London, Z/Yen Group. Peringkat negara kecil di Asia Tenggara itu berada di bawah London dan New York, serta dua poin di atas Hong Kong dalam laporan Indeks Pusat Keuangan Global, yang dipublikasikan website perusahaan tersebut.

Indeks tersebut, yang memiliki skala seribu poin, didasarkan pada survei terhadap 2.520 jasa keuangan professional, menurut Z/Yen Group. Peringkat tersebut merefleksikan bidang kompetitif utama seperti lingkungan bisnis, pengembangan sektor keuangan dan infrastruktur dari 86 kota di seluruh dunia yang di-cover dalam survei itu.

Sementara, Tokyo menempati posisi kelima dan Zurich setingkat di bawahnya, menurut indeks tersebut. Z/Yen Group kali pertama mempublikasikan survei ini pada Maret 2007.

Data resmi terbaru menyebutkan, Singapura tertinggal dari Hong Kong dalam hal total dana kelolaan. Aset yang dimiliki industri pengelolaan dana Singapura melonjak 30 persen menjadi S$2,36 triliun (US$1,75 triliun) pada 2014, angka terakhir yang tersedia, menurut Monetary Authority of Singapore.

Sedangkan di Hong Kong mencapai HK$17,7 triliun (US$ 2,3 triliun) pada tahun itu, menurut Securities and Futures Commission setempat.

Pemodal Indonesia
Sementara itu, jumlah investor saham di Indonesia sepanjang 2015 mengalami pertumbuhan 19% dari 364.465 orang per akhir Desember 2014 menjadi 433.607 orang per 28 Desember 2015, menurut data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi sejak kewajiban penerapan kepemilikan single investor identification (SID) diterapkan di pasar modal pada 2012.

Direktur Utama KSEI Margeret M. Tang dalam siaran persnya menjelaskan, peningkatan jumlah investor tersebut merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan KSEI, dengan dukungan dan kerjasama yang baik dari OJK, BEI, KPEI, Perusahaan Efek, akademisi maupun emiten. Margaret menambahkan, program kerjasama dengan perusahaan efek dan emiten serta akademisi akan kembali digencarkan di tahun mendatang karena program seperti ini efektif menarik minat masyarakat untuk mengenal investasi di pasar modal. Program yang dijalankan mencakup pembukaan rekening efek yang dilanjutkan dengan sesi edukasi, khususnya mengenai Fasilitas AKSes.

Sejalan dengan peningkatan jumlah investor, KSEI selaku Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, melakukan serangkaian pengembangan infrastruktur untuk mendukung efisiensi bisnis operasional para pelaku di pasar modal. KSEI berhasil menyelesaikan salah satu milestone pasar modal Indonesia, yaitu fasilitas penyelesaian transaksi dana melalui sistem Bank Indonesia (BI-RTGS) yang memungkinkan Pemegang Rekening KSEI untuk melakukan penyelesaian dana secara lebih mudah dan cepat, karena menggunakan sistem bank sentral yang lebih terpusat.

Pengukuhan kerjasama untuk menambah jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (Bank RDN) dari sebelumnya 6 bank menjadi 9 bank, termasuk bank syariah, merupakan langkah konkrit yang dilakukan KSEI untuk semakin mempermudah proses transaksi efek, sekaligus memperluas jaringan pasar modal dalam rangka menuju AKSes Financial Hub. “Apabila memang perlu dan memungkinkan, tidak tertutup kemungkinan jika KSEI akan menambah kembali jumlah bank RDN, agar sinergi pasar modal dan jaringan perbankan semakin luas, dimana kami harapkan kedepannya pembelian produk-produk pasar modal, seperti pembelian saham IPO dan reksadana dapat dilakukan melalui jaringan perbankan antara lain ATM, internet banking dan sebagainya,” kata Margeret.

Sinergi KSEI dengan infrastruktur Bank RDN ini dikembangkan melalui jaringan ATM, internet banking dan mobile banking, dengan demikian ke depannya investor dapat melakukan instruksi penarikan dana RDN, instruksi pembelian/penjualan unit penyertaan reksadana, pembelian IPO, dan lainnya.

Jumlah efek yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 28 Desember 2015 naik menjadi 1.335, dibanding tahun sebelumnya yaitu 1.249. Namun, total aset menurun 7% dibanding tahun sebelumnya, dari Rp 3.198,03 triliun menjadi Rp 2.984,76 triliun. Penurunan ini sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun terjadi penurunan aset, namun terjadi peningkatan frekuensi penyelesaian transaksi Efek dan instruksi harian.

Sampai dengan akhir tahun 2015, KSEI mencatat peningkatan frekuensi penyelesaian transaksi Efek sebesar 14% dari 3.100.600 (Januari – Desember 2014), dibandingkan dengan periode yang sama tahun ini yang mencapai 3.533.898 (Januari-28 Desember 2015). Rata-rata instruksi harian juga meningkat sekitar 14% dari 12.812 instruksi menjadi 14.543 (Januari-28 Desember 2015) instruksi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Total saham yang tercatat di C-BEST sampai dengan tanggal 28 Desember 2015 masih didominasi kepemilikan investor asing. Secara presentasi, komposisi kepemilikan lokal maupun asing tidak mengalami perubahan namun secara nilai keduanya mengalami penurunan akibat penurunan IHSG. Investor lokal semakin mendominasi kepemilikan Obligasi Korporasi dan Sukuk.

Berdasarkan data yang tercatat di C-BEST per tanggal 28 Desember 2015, persentase kepemilikan investor lokal naik menjadi 93% dari sebelumnya 91%. Secara nilai, terdapat peningkatan baik pada kepemilikan investor asing maupun lokal.(*)

Baca selengkapnya di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh