Langsung ke konten utama

Inilah Perusahaan Migas dengan Cadangan Terbesar di Indonesia

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) didirikan pada 2001, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas (migas). Perusahaan memiliki area produksi di 10 blok yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Izin eksplorasi yang dimiliki berkisar antara 20 tahun - 50 tahun. Per Juni 2012, Energi Mega Persada memproduksi 14,96 juta barel migas, sehingga cadangan terbukti per Juni 2012 tersisa 1,9 miliar barel.

INDUSTRY OUTLOOK: OIL AND NATURAL GAS
Oil
Menurut International Energy Agency, permintaan minyak dunia diperkirakan tumbuh 0,9% pada tahun ini dan tahun 2013. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% pada 2012 dan 3,6% ditahun 2013, total permintaan minyak dunia diperkirakan rata-rata 89,8 juta barel per hari pada tahun 2012 dan 90,6 juta barel per hari pada tahun 2013.

Permintaan minyak dunia pada kuartal II 2012 tumbuh 1,4% secara tahunan. Jepang merupakan negara yang permintaannya tumbuh paling tinggi sebesar 10% karena pembangkit listrik bersumber energi nuklir diganti dengan minyak.

Sebesar 60% dari konsumsi minyak dunia digunakan oleh sektor transportasi. Harga minyak yang tergolong tinggi membuat sektor di luar transportasi menggunakan sumber energi lain.

Minyak yang digunakan untuk transportasi lebih banyak diolah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Di Asia, salah satu negara pengguna BBM terbesar adalah Malaysia dan Indonesia. Permintaan BBM dikedua negara tersebut biasanya meningkat tajam selama hari raya idul fitri.

Di Indonesia, kebutuhan BBM per hari mencapai 1,3 juta kiloliter akibat populasi penduduk yang sangat besar dan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi. Selama Agustus 2012, pertumbuhan kendaraan bermotor Indonesia mencapai 23,1%.

Di sisi lain realisasi produksi minyak di Indonesia pada kuartal II 2012 adalah 870 ribu barel per hari, turun dibanding kuartal sebelumnya. Penurunan produksi disebabkan oleh penghentian produksi (planned shutdown) yang dialami beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) dalam rangka instalasi baru dan perbaikan peralatan.

Ketidakmampuan produksi dalam negeri mengharuskan Indonesia impor minyak dari negara lain. Akibatnya, dalam laporan neraca pembayaran kuartal II 2012 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, terjadi defisit neraca perdagangan migas Indonesia sebesar US$ 0,06 miliar.

Natural Gas
Gas alam merupakan energi alternatif menarik untuk sumber energi baru karena lebih efisien dan beremisi rendah. Di pasar Amerika terjadi kelebihan gas alam sehingga harganya menjadi lebih rendah.

Pertumbuhan konsumsi gas alam merupakan yang tercepat dibanding sumber energi lain. Menurut International Energy Outlook, rata-rata pertumbuhan diperkirakan mencapai 1,6% per tahun selama tahun 2008-2035. Pertumbuhan konsumsi gas negara non OECD (OECD: Organization for Economic Cooperation and Development) lebih tinggi daripada negara OECD.

Gas akan terus menjadi bahan bakar yang banyak dipilih oleh negara-negara di dunia. Sebagian besar akan digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik dan sektor industri. Sebagian lagi gas dijadikan sebagai bahan bakar transportasi.

Di Indonesia, penggunaan energi gas alam mulai dilakukan melalui program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Hal ini merupakan cara pemerintah untuk mengantisipasi habisnya cadangan minyak.


Menurut World Energy Report 2011, Indonesia masih memiliki cadangan gas sebesar 3,1 triliun meter kubik. Cadangan tersebut dapat digunakan hingga 40 tahun. Sementara cadangan minyak tersisa 4,2 miliar barel yang ditaksir bisa habis dalam delapan tahun.

ENERGI MEGA PERSADA’S BUSINESS MODEL
Energi Mega Persada yang tergabung dalam Group Bakrie & Brother bergerak dalam bidang eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas. Melalui entitas anak, Energi Mega melakukan kegiatan eksplorasi di Kepulauan Kangean provinsi Jawa Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Laut Timor Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat.

Area produksi Energi Mega terbagi dalam 10 blok yang memiliki izin eksplorasi antara 20 tahun - 50 tahun. Luas wilayah eksplorasi minyak dan gas bumi lebih dari 28.000 km2. Total cadangan terbukti dari 10 blok tersebut per Juni 2012 adalah 1,9 miliar barrel.

Energi Mega Persada membukukan pendapatan sebesar US$ 465,1 juta hingga kuartal III-2015 atau lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 603 juta. Adapun laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan mencapai US$ 236 juta.

Direktur Utama Energi Mega Persada Imam Agustino mengatakan bahwa penjualan, EBITDA, dan produksi perseroan per kuartal tahun ini cukup konsisten. Namun, perseroan masih mencatat rugi bersih sebesar US$ 40 juta. “Alasan utama kerugian bersih adalah beban penyusutan yang cukup tinggi,” ungkap Imam dalam keterangan resmi.

Hingga kuartal III-2015, Energi Mega memproduksikan 11.138 barel minyak per hari dan 214 juta kubik gas kaki per hari. Catatan tersebut dibukukan dari cadangan terbukti dan terukur yang dimiliki sebesar 12,6 juta barel minyak dan 851 miliar kaki kubik gas, berdasarkan hak partisipasi. Saat ini, Energi Mega mengoperasikan 12 proyek minyak dan gas (migas) di Indonesia dan Mozambik, Afrika.

Baru-baru ini dikabarkan tiga investor potensial dari Eropa dan Afrika berminat mengakuisisi sebagian hak partisipasi Energi Mega di Blok Buzi, Mozambik. Energi Mega menawarkan hak partisipasi hingga 50%.

Saat ini, Energi Mega menguasai 75% hak partisipasi di Blok Buzi. Sedangkan sisanya 25% dimiliki oleh Pemerintah Mozambik dan Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (ENH). Jika Energi Mega merealisasikan pelepasan hingga 50%, kepemilikan perseroan akan berkurang menjadi 25%. Per Juni 2015, akumulasi biaya eksplorasi Blok Buzi mencapai US$ 185,66 juta.

Produksi minyak dan gas selama Juni 2012 sebesar 14,96 juta barel, naik 325% dibanding periode Juni 2011. Produksi yang meningkat signifikan dikarenakan pada akhir Desember 2011 Energi Mega Persada mengakuisisi 100% Blok Offshore North West Java (ONWJ) dari CNOOC ONWJ Ltd, perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak mentah dan gas.

Per Juni 2012, Blok ONWJ memiliki cadangan terbukti sebesar 116,32 ribu barel. Blok ONWJ juga merupakan kontributor terbesar terhadap produksi Energi Mega Persada pada semester I 2012.

Pertumbuhan penjualan minyak semester I 2012 sebesar 116%, lebih rendah dari pertumbuhan penjualan gas yang mencapai 247%. Program konversi minyak ke gas yang dilakukan pemerintah berdampak pada kenaikan permintaan gas. Kontribusi penjualan minyak pada semester I 2012 terhadap pendapatan Energi kemudian turun menjadi 69,3%, dibanding posisi 2011.

Sejumlah 59% minyak dan gas yang diproduksi dijual ke pasar ekspor. Kontribusi penjualan ekspor semester I 2012 meningkat 10% dibanding semester I tahun lalu. Sejumlah 41% hasil produksi dijual kepada pasar domestik. Pelanggan domestik yang kontribusinya paling besar adalah PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara. Penjualan kepada pelanggan domestik dilakukan dengan kontrak jual beli gas.

Berakhirnya kontrak bisa berdasarkan telah habisnya waktu kontrak atau kuota minyak dan gas yang disepakati, tergantung mana yang lebih dahulu terjadi.(*)

Baca selengkapnya di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Lengkap Industri Perikanan, Hasil Laut, dan Olahannya

Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dirilis pada minggu pertama Februari 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik , terkait industri perikanan dan hasil laut (rumput laut, ikan surimi, udang, tuna tongkol cakalang, kepiting & rajungan, cumi & gurita). Diperkuat dengan tren produksi, sebaran lokasi, serta nama produsen, data komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri perikanan dan hasil laut cukup prospektif dan atraktif baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada halaman 5, ditampilkan tabel tren perkembangan konsumsi

Tren Nilai Pasar Industri Detergent di Indonesia

Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com . Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun. Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%. Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia. Berdasarkan penelusur

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc