Langsung ke konten utama

Surplus Dagang Beri Sinyal Positif Pemulihan Pasca Pandemi

Duniaindustri.com (November 2020) – Surplus dagang dalam neraca perdagangan Oktober 2020 memunculkan sinyal pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Seiring dengan itu, rupiah terus menguat didukung ekspektasi positif di 2021 ke level Rp 14.139/US$.



Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan periode Oktober 2020 kembali surplus sebesar USD3,61 miliar. Sementara secara kumulatif sejak Januari - Oktober 2020 juga surplus jauh lebih besar yaitu USD17,07 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan kinerja ekspor pada bulan Oktober 2020 sebesar USD14,39 miliar. Jika dibandingkan bulan September 2020 (month to month/mtom) ekspor meningkat 3,09 persen dari sebelumnya hanya sebesar USD13,96 miliar. Sementara jika dibandingkan periode Oktober 2019 (year on year / yoy) ekspor turun sebesar 3,29 persen dimana saat itu ekspornya mencapai USD14,88 miliar.

Untuk kinerja impor, pada periode tersebut sebesar USD10,78 miliar. Angka ini turun 6,79 persen (mtom) dimana sebelumnya nilai impornya adalah USD11,57 miliar. Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019 angka impor tersebut turun cukup dalam sebesar 26,93 persen yang nilainya saat itu sebesar USD14,76 miliar.

"Ini (surplus) terjadi peningkatan yang cukup besar karena ada penurunan pada impor. Kalau dilihat September lalu surplus hanya USD2,39 miliar, jadi ada peningkatan cukup tajam " ujar Setianto dalam live streaming conference, Senin (16/8).

Lebih lanjut catatan kinerja ekspor secara kumulatif sejak Januari - Oktober 2020 mencapai USD131,54 miliar atau turun 5,58 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD139,31 miliar. Sementara untuk nilai impor kumulatif pada periode tersebut sebesar USD114,47 miliar atau mengalami penurunan sebesar 19,07 persen yang mencapai USD141,43 miliar. Surplus secara bulanan atau tahunan ini jauh lebih tinggi dibandingkan surplus dari periode- periode sebelumnya.

"Surplus kali ini jauh lebih besar utamanya secara kumulatif. Sebab dalam dua tahun kemarin terjadi defisit pada periode tersebut. Pada Januari - Oktober 2018 terjadi defisit USD8,70 miliar dan di periode 2019 (Januari - Oktober 2020) defisit USD3,59 miliar," pungkasnya.

Seiring dengan itu, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.110 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (16/11) sore, dan berada di level Rp 14.139 per dolar AS di nilai tengah Bank Indonesia. Mata uang Garuda menguat 0,42 persen dari sebelumnya yang berada di level Rp14.170 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.139 per dolar AS atau menguat dari Rp14.139 per dolar AS dari kemarin. Rupiah menguat bersama mata uang Asia lainnya. Tercatat, rupee India menguat 0,06 persen, won Korea Selatan menguat 0,66 persen, peso Filipina menguat 0,01 persen.

Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,19 persen, yuan China menguat 0,52 persen, dan dolar Singapura menguat 0,26 persen. Begitu juga dengan mata uang utama negara maju. Poundsterling Inggris menguat 0,17 persen, euro Eropa menguat 0,24 persen, rubel Rusia menguat 0,76 persen, serta franc Swiss menguat 0,3 persen.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09 & 10/Safarudin/indra)

         Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 212 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 212 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh