Duniaindustri.com (November 2020) – Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa sektor telekomunikasi dan informasi (informasi dan komunikasi) memimpin pertumbuhan sektoral pasca pandemi Covid-19. Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan relatif tertinggal dibanding sektor lainnya.
Pada triwulan III 2020, beberapa sektor menunjukkan perbaikan pertumbuhan. Namun mayoritas sektor tumbuh negatif walaupun tingkat pelemahannya berkurang jika dibandingkan triwulan II 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyebutkan hanya ada dua kelompok usaha yang mengalami pertumbuhan pada triwulan III 2020 adalah sektor pertanian yang tumbuh 2,15 persen. Kemudian sektor infokom tumbuh paling tinggi yaitu 10,61 persen.
Sementara itu sektor-sektor yang masih tumbuh negatif sektor industri yaitu sebesar 4,31 persen. Namun jika dibandingkan triwulan II 2020 (qtoq) relatif lebih baik karena pada saat itu tingkat pertumbuhannya -6,19 persen. Kemudian sektor perdagangan tumbuh dari -7,57 persen menjadi -5,03 persen (qtoq). Dilanjutkan sektor konstruksi yang tumbuh dari -5,39 persen menjadi -4,52 persen.
"Hanya sektor pertambangan yang mengalami penurunan lebih dalam pada triwulan III 2020 yaitu -4,28 persen. Periode sebelumnya triwulan II 2020 pertumbuhannya -2,72 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11).
Selanjutnya sektor transportasi dan pergudangan tumbuh -16,70 persen dari sebelumnya -30,80 persen. Sektor ini yang paling terdampak pandemi sehingga kinerjanya anjlok drastis meskipun saat ini sudah ada perbaikan. Untuk sektor jasa keuangan tumbuh -0,95 persen.
"Kontraksi sektor transportasi pada triwulan III 2020 tidak sedalam triwulan II 2020 disebabkan karena adaptasi kebiasaan baru atau pelonggaran PSBB yang memicu peningkatan kinerjanya," ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai roda perekonomian Indonesia semakin menunjukkan perbaikan pada kuartal III 2020, tercermin dari membaiknya indeks indeks manufaktur dan indeks penjualan ritel nasional.
Menkeu menyebut Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia di kuartal III 2020 mencapai 48,3. "Ini jauh membaik dibanding kuartal II 2020 yang berada di level 31,7," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (5/11).
Selain itu, indeks penjualan ritel juga membaik dari semula -18,3% pada kuartal II lalu menjadi -9,6% pada kuartal III. "Ini menunjukkan berbagai kebijakan pemerintah melalui stimulus fiskal untuk membantu dunia usaha mulai membuahkan hasil, termasuk insentif dalam hal pajak," ujar Sri Mulyani.
Kinerja ekspor Indonesia mengalami perbaikan, meningkat dari -11,7% di kuartal II menjadi -10,8% di kuartal III. Namun Sri Mulyani mengakui kinerja impor nasional masih mengalami tekanan. Ini tercermin dari peningkatan -17% di kuartal II menjadi -21% di kuartal III. "Namun ini berdampak terhadap membaiknya kinerja perekonomian nasional karena membuat neraca perdagangan kita surplus USD8 miliar," jelas Sri Mulyani.
Ia mengakui kinerja ekspor maupun impor Indonesia masih mengalami tekanan. Ini tak lepas dari kondisi perdagangan global yang masih sepi akibat pandemi virus corona. Kalaupun sedikit ada perbaikan pada kinerja ekspor, itu karena China dan sebagian negara maju sudah mulai menunjukkan pemulihan ekonomi.
"Tetapi kita tetap harus mewaspadai second wave Covid-19 yang sekarang melanda Amerika Serikat dan Eropa," tutup Sri Mulyani.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 210 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 210 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Komentar
Posting Komentar