Dua merk global, yakni Holcim dan Pepsi, memilih hengkang dari pasar Indonesia. Bukan tanpa alasan, kedua merk yang sudah terkenal itu memutuskan pergi dari pasar Indonesia.
Holcim, merk semen dari raksasa global, ternyata tak mampu bertahan di pasar Indonesia. Setelah diakuisisi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mengganti merk semen Holcim menjadi Dynamix. Penggantian nama dilakukan sebagai upaya memperkuat daya saing di pasar nasional yang kian kompetitif.
Presiden Direktur SBI Aulia Mulki Oemar mengatakan, penggantian merek ini merupakan bagian dari proses transformasi perusahaan. Dengan pengalaman SBI, dukungan dari mitra, dan integrasi jaringan yang luas, Aulia berharap perubahan ini mampu membawa sesuatu yang positif.
“Dynamix adalah suatu perubahan untuk memberikan nilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta inovasi bahan bangunan yang berorientasi pada masa depan," kata Aulia melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (6/10).
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono menyampaikan, penggantian merek Holcim menjadi Dynamix sebagai lanjutan proses integrasi yang dilakukan perseroan setelah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk pada awal 2019. Menurutnya, perubahan ini merupakan semangat keberanian dari seluruh karyawan Semen Indonesia Group.
"Semangat inilah yang akan kita tularkan kepada banyak orang untuk bersama-sama berubah lebih baik. Hal ini sejalan dengan visi Semen Indonesia untuk menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional,” ungkapnya.
Distribusi produk semen Dynamix sudah dimulai pada pekan ini di Pulau Jawa dan akan terus bergulir hingga ke wilayah lainnya di Indonesia. Penggantian merek Holcim menjadi Dynamix dilakukan dalam pertemuan internal yang digelar di Jakarta, Jumat (27/9). Hadir dalam acara tersebut Direktur Pemasaran Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir, Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha Semen Indonesia Fadjar Judisiawan, Direktur Keuangan Semen Indonesia Doddy Sulasmono, Presiden Direktur SBI Aulia Mulki Oemar serta jajaran manajemen dan karyawan SBI.
Sementara itu, produsen minuman berkarbonasi asal Amerika Serikat (AS) Pepsi Co, tidak melanjutkan kontrak kerjasama produksi, penjualan, dan distribusi minuman merk Pepsi dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) yang akan habis pada 10 Oktober 2019. Dengan demikian, Pepsi hengkang dari pasar minuman Indonesia.
Keputusan Pepsi Co ini membuat kaget publik di Indonesia, mengingat merk pesaing utama Coca Cola ini sudah melekat di pasar minuman Indonesia. Belum diketahui alasan utama Pepsi Co tidak melanjutkan kontrak kerjasama dengan AIBM.
Selama ini, Pepsi diproduksi oleh PT Pepsi-Cola Indobeverages dengan pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Minuman ini didistribusikan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage yang merupakan perusahaan joint-venture antara Pepsi AS dengan Indofood CBP Sukses Makmur Indonesia.
“Efektif mulai 10 Oktober 2019, AIBM tidak akan memproduksi, menjual, atau mendistribusikan produk Pepsi,” kata Juru bicara (Jubir) Pepsi dalam keterangan tertulis yang beredar di Jakarta, Kamis (3/10).
Pepsi hengkang dari Indonesia lantaran masa kontrak PepsiCo Inc dan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) telah habis pada tanggal 10 Oktober 2019. Keduanya sepakat untuk tidak melanjutkan kerja sama lagi. Meski begitu, Pepsi Co berharap dapat kembali berusaha di pasar tanah air melalui sejumlah produk unggul lainnya dari perusahaan.
“Pepsi Co berharap bisa kembali ke pasar Indonesia dengan merk-merk ternama kami seperti Pepsi, Miranda, 7up dan Mtn Dew di masa yang akan datang,” kata Juru bicara (Jubir) Pepsi.(*)
Sumber: klik di sini
Holcim, merk semen dari raksasa global, ternyata tak mampu bertahan di pasar Indonesia. Setelah diakuisisi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mengganti merk semen Holcim menjadi Dynamix. Penggantian nama dilakukan sebagai upaya memperkuat daya saing di pasar nasional yang kian kompetitif.
Presiden Direktur SBI Aulia Mulki Oemar mengatakan, penggantian merek ini merupakan bagian dari proses transformasi perusahaan. Dengan pengalaman SBI, dukungan dari mitra, dan integrasi jaringan yang luas, Aulia berharap perubahan ini mampu membawa sesuatu yang positif.
“Dynamix adalah suatu perubahan untuk memberikan nilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta inovasi bahan bangunan yang berorientasi pada masa depan," kata Aulia melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (6/10).
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono menyampaikan, penggantian merek Holcim menjadi Dynamix sebagai lanjutan proses integrasi yang dilakukan perseroan setelah mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk pada awal 2019. Menurutnya, perubahan ini merupakan semangat keberanian dari seluruh karyawan Semen Indonesia Group.
"Semangat inilah yang akan kita tularkan kepada banyak orang untuk bersama-sama berubah lebih baik. Hal ini sejalan dengan visi Semen Indonesia untuk menjadi perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional,” ungkapnya.
Distribusi produk semen Dynamix sudah dimulai pada pekan ini di Pulau Jawa dan akan terus bergulir hingga ke wilayah lainnya di Indonesia. Penggantian merek Holcim menjadi Dynamix dilakukan dalam pertemuan internal yang digelar di Jakarta, Jumat (27/9). Hadir dalam acara tersebut Direktur Pemasaran Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir, Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha Semen Indonesia Fadjar Judisiawan, Direktur Keuangan Semen Indonesia Doddy Sulasmono, Presiden Direktur SBI Aulia Mulki Oemar serta jajaran manajemen dan karyawan SBI.
Sementara itu, produsen minuman berkarbonasi asal Amerika Serikat (AS) Pepsi Co, tidak melanjutkan kontrak kerjasama produksi, penjualan, dan distribusi minuman merk Pepsi dengan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) yang akan habis pada 10 Oktober 2019. Dengan demikian, Pepsi hengkang dari pasar minuman Indonesia.
Keputusan Pepsi Co ini membuat kaget publik di Indonesia, mengingat merk pesaing utama Coca Cola ini sudah melekat di pasar minuman Indonesia. Belum diketahui alasan utama Pepsi Co tidak melanjutkan kontrak kerjasama dengan AIBM.
Selama ini, Pepsi diproduksi oleh PT Pepsi-Cola Indobeverages dengan pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Minuman ini didistribusikan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage yang merupakan perusahaan joint-venture antara Pepsi AS dengan Indofood CBP Sukses Makmur Indonesia.
“Efektif mulai 10 Oktober 2019, AIBM tidak akan memproduksi, menjual, atau mendistribusikan produk Pepsi,” kata Juru bicara (Jubir) Pepsi dalam keterangan tertulis yang beredar di Jakarta, Kamis (3/10).
Pepsi hengkang dari Indonesia lantaran masa kontrak PepsiCo Inc dan PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) telah habis pada tanggal 10 Oktober 2019. Keduanya sepakat untuk tidak melanjutkan kerja sama lagi. Meski begitu, Pepsi Co berharap dapat kembali berusaha di pasar tanah air melalui sejumlah produk unggul lainnya dari perusahaan.
“Pepsi Co berharap bisa kembali ke pasar Indonesia dengan merk-merk ternama kami seperti Pepsi, Miranda, 7up dan Mtn Dew di masa yang akan datang,” kata Juru bicara (Jubir) Pepsi.(*)
Sumber: klik di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 174 database, klik di sini
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 174 database, klik di sini
- Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
Komentar
Posting Komentar