Langsung ke konten utama

Mengupas Tren Bisnis Ke Depan, Mencari Booster Produk

Membahas persaingan industri seakan tidak ada habisnya. Di dunia yang semakin canggih ini, persaingan bergerak sangat dinamis. Inovasi seakan terus bergerak dari satu merek ke merek yang lain. Konsumen pun saat ini diberikan banyak pilihan lantaran pelaku industrinya semakin banyak. Itulah fenomena yang tengah terjadi. Namun, seperti apa arah persaingan bisnis ke depannya?

Dalam persaingan bisnis, pasti ada pihak yang unggul dan ada yang tertinggal. Kita bisa menjadikan persaingan menjadi sebuah booster bagi bisnis kita untuk maju karena dengan adanya persaingan, maka akan membuat kita semakin tertantang untuk membuktikan bahwa bisnis kitalah yang terbaik. 

Inovasi  
Setelah memiliki merek, maka kita membutuhkan sebuah faktor pembeda dengan bisnis lain. Perbedaan antara produk kita dengan produk orang lain. Apa yang bisa kita unggulkan dari produk kita, entah harganya yang lebih murah, kualitas yang terjamin, layanan tambahan, dan lain-lain. Karena bagi masyarakat, mereka akan memilih produk yang memiliki kualitas yang terbaik dengan harga yang bisa mereka jangkau. Kita harus memilikinya dalam produk atau jasa kita. Pelayanan apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat yang bisnis lainnya tidak bisa berikan.

Target  Pasar yang Tepat Sasaran
Fokuslah pada segmen pasar yang menjadi target kita. Contohnya kita menarget masyarakat kalangan menengah, maka sesuaikanlah produk kita sesuai kemampuan mereka. Jangan sampai kita salah dalam menarget pasar, dengan menawarkan produk yang tidak sesuai dengan target pasar tersebut.

Lebih parah lagi bila produk tersebut tidak cocok untuk berbagai kalangan, misalnya bagi kalangan atas mutu produk kita terlalu rendah, dan bagi kalangan bawah terlalu tinggi harganya. Ini akan membuat produk kita tidak laku di berbagai kalangan, baik atas, menengah atapun bawah. Fokuslah pada satu segmen yang kita tuju, dan buatlah segmen tersebut merasa nyaman menggunakan produk kita.

Perhatikan Kepuasan Pelanggan
Pelanggan adalah raja, banyak pebisnis yang bilang begitu. Memang betul, jika tidak ada pelanggan, maka siapa yang akan membeli produk kita atau memakai jasa kita? Memang betul juga kalau pelanggan adalah raja yang harus diperlakukan dengan baik.

Kita harus bisa membuat sebuah produk kita dikenali dan digunakan oleh masyarakat. Buatlah mereka merasa bahwa produk kita itu lebih baik dari yang lain. Mulai dari segi kualitas produk kita / keunggulan, lalu harga yang mudah dijangkau masyarakat. Karena jika masyarakat merasa senang saat menggunakan produk atau jasa kita, maka mereka tidak akan pernah meninggalkan kita.

Ikuti Tren/Perkembangan
Tren memang seperti sebuah musim, silih berganti dan terkadang kembali lagi. Tetapi ada baiknya kita juga ikut masuk dalam arus tren yang sedang heboh saat itu. Masyarakat akan selalu mengikuti tren yang sedang meriah saat itu, dan itu merupakan ladang penghasilan bagi kita para pebisnis jika kita bisa menarik mereka untuk menggunakan produk atau jasa kita yang menyesuaikan tren yang ada.

Belajar dari Pesaing
Mungkin kita sering melihat iklan di Televisi, sebuah produk yang melakukan “plagiat” dari produk lain yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya itu tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Mengapa? Karena mereka para pebisnis melakukan pengamatan kepada pesaing bisnis mereka, dan mengambil pelajaran dari sana.

Dengan demikian, mereka bisa memperbaiki produk mereka dan mengembangkan apa kekurangan dari produk mereka. Bahkan, ada juga yang sampai meniru keunggulan produk lain untuk ditanamkan ke dalam produknya.

Setelah memperhatikan sejumlah faktor di atas, pelaku bisnis juga perlu mencermati tren yang sedang berkembang saat ini. 
Persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan harga jual pun kini menjadi terbatas. Tidak lagi mudah bagi produsen mematok laba yang tinggi dengan menaikkan harga. Sebab harga yang tinggi membuat produk tersebut akan dijauhi oleh pembelinya. Pembeli akan lebih beralih ke produk yang berkualitas baik, namun berharga murah, serta mempunyai layanan purna jual cepat dan mudah. Ironisnya, dengan kondisi pasar yang semakin sulit ini, manajemen justru dituntut untuk meningkatkan laba perusahaan. Tidak ada pilihan lain, bahwa tuntutan itu hanya bisa dilakukan jika perusahaan mampu menurunkan biaya (cost reduction) dan menghilangkan proses-proses yang tidak memberikan nilai tambah.

Berbicara nilai tambah, makin banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi informatika terkini untuk meningkatkan kemampuan dan strategi penetrasi pasar. Tak ketinggalan teknologi big data.


Karena itu, Duniaindustri.com, sebuah startup khusus di segmen industri, berupaya untuk memfasilitas hal tersebut dengan terus mengupdate database industri. Selain itu, Duniaindustri.com juga meningkatkan pelayanan bagi pelanggan dan keamanan bertransaksi online dengan mengadopsi teknologi "easy digital download". Dengan teknologi ini, user atau pelanggan dapat dengan mudah bertransaksi serta mengakses database industri secara lebih cepat, praktis, kapanpun dan di manapun berada.


Saat ini lebih dari 153 data historis industri dari berbagai sektor industri manufaktur (tekstil, agro, kimia, makanan-minuman, elektronik, farmasi, otomotif, rokok, semen, perkapalan, dan lainnya), komoditas, pertanian, perkebunan, sumber daya mineral, logistik, infrastruktur, properti, perbankan, reksadana, media, consumer, hingga makro-ekonomi, menjadi kumpulan database di duniaindustri.com.

Per awal April 2017, detektif industri juga dilengkapi tools (instrumen analisis) untuk melakukan market intelligence (competitor intelligence) dengan lebih terukur, komprehensif, dan berkesinambungan. Duniaindustri.com juga memperluas coverage basis data dan database spesifik guna menangkap seluruh aktivitas industri di seluruh sektor usaha di Indonesia.



Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh