Langsung ke konten utama

Penjualan Semen Curah Melonjak 19%, Terdorong Ratusan Proyek Infrastruktur

JAKARTA - Penjualan semen di Indonesia pada kuartal I 2018 mencapai 15,72 juta ton tumbuh 6,6% dibanding kuartal I 2017 sebanyak 14,75 juta ton. Seiring dengan itu, penjualan semen curah (bulk) melonjak 19% di kuartal I 2018 secara tahunan, terdorong percepatan realisasi ratusan proyek infrastruktur pemerintah.

Seperti diprediksi Duniaindustri.com, pertumbuhan penjualan semen di Indonesia pada kuartal I 2018 didorong peningkatan pesat di daerah Sumatera yang tumbuh 11,7%, persentase pertumbuhan tertinggi secara kawasan di Indonesia. Penjualan semen di Sumatera pada kuartal I 2018 tumbuh menjadi 3,43 juta ton.

Disusul kemudian pasar semen di Kalimantan yang tumbuh 11,5% menjadi 1,03 juta ton pada kuartal I 2017 secara tahunan. Pasar semen di Jawa tercatat tumbuh tertinggi ketiga, dengan persentase pertumbuhan 6,1% menjadi 8,78 juta ton pada kuartal I 2018. Dilanjutkan pasar semen di Sulawesi yang tumbuh 5,9% menjadi 1,27 juta ton.

Realisasi proyek infrastruktur pemerintah yang dipercepat ikut mendorong pasar semen di Indonesia hingga kuartal I 2018. Terbukti, pertumbuhan penjualan semen curah (bulk) melampaui penjualan semen kemasan (bag). Pada kuartal I 2018, pertumbuhan penjualan semen curah melonjak 19% secara tahunan, didorong percepatan realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Lebih detail lagi, lonjakan penjualan semen curah terlihat pada Maret 2018 yang meroket 40% secara tahunan, berdasarkan data yang dikumpulkan dari market leader industri semen.

Sedangkan kenaikan penjualan semen kemasan (bag) lebih tipis, hanya membukukan pertumbuhan 3% di kuartal I 2018. Meski demikian, tim Duniaindustri.com menilai, justru persaingan sengit terjadi di segmen kemasan (bag), mengingat para pemain baru (new comers) gencar melakukan penetrasi pasar dan promosi. Hal ini membuat market leader industri semen terpaksa membuat strategi tandingan untuk menghalang para new comers.

Pada Maret 2018, penjualan semen di Indonesia tumbuh 3,5% menjadi 5,2 juta ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 5,02 juta ton. Pertumbuhan tertinggi penjualan semen pada Maret 2018 tetap dipegang Sumatera dengan persentase pertumbuhan 8,8%, disusul Kalimantan 7%, dan Jawa 4,3%. Sementara pertumbuhan penjualan di Nusa Tenggara dan Maluku – Papua tercatat negatif.

Pengaruh Proyek Infrastruktur

Ratusan proyek infrastruktur dengan estimasi nilai total Rp 990 triliun telah diselesaikan pemerintah sebagai bagian dari percepatan realisasi proyek strategis nasional (PSN). Tercatat dalam rentang waktu 2015-2017, alokasi dana pemerintah untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp 990 triliun. Rinciannya, Rp 290 triliun pada 2015, Rp 313 triliun pada 2016, dan melonjak menjadi Rp 387 triliun pada 2017. Tahun ini, gebrakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla belum kendur. Anggaran pembangunan infrastruktur tambah ‘gila’ lagi, mencapai Rp 409 triliun.

Apa yang sudah dibangun dengan uang sebanyak itu? Pemerintah mengklaim 300 kilometer jalan tol telah terbangun, juga 2.623 kilometer jalan nasional mulai dari Trans-Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Ada pula pembangunan jembatan yang mencapai 25.149 meter, 81 pelabuhan, tujuh bandara baru, pembenahan 439 bandara, pembangunan ratusan kilometer rel kereta api, hingga 33 waduk.

Meski demikian, pemerintah mengakui, Rp 990 triliun bukanlah uang yang cukup untuk mengejar ketertinggalan infrastuktur Indonesia dari negara lain. Hingga 2019 mendatang, pembangunan Indonesia membutuhkan setidaknya Rp 4.197 triliun yang terangkum dalam 245 proyek strategis nasional (PSN). Dari total kebutuhan anggaran itu, pemerintah hanya mampu membiayai 33% atau sekitar Rp 1.551 triliun saja. Adapun, 25% atau Rp 1.175 triliun-nya berasal BUMN. Sisanya, sebesar 42% atau Rp 1.974 triliun didorong berasal dari swasta.

Secara teoritis, memang proyek infrastruktur bisa menjadi mesin penggerak pertumbuhan sektor-sektor ekonomi. Proyek infrastruktur dalam menimbulkan efek berantai (multiplier effect) ke semua lini yang memutar perekonomian lebih kencang. Namun, sekali lagi, kerja belum usai. Masih banyak proyek infrastuktur yang harus direalisasikan hingga 2019. Di sisi lain, masih ada sedikitnya dua pekerjaan rumah (PR) yang mesti dibenahi pemerintah.

Mengutip Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, ada dua hal yang dapat mengoptimalkan efek berantai dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Pertama, keberpihakan pemerintah terhadap industri lokal sebagai pendukung proyek infrastruktur.

“Kalau kita lihat di 2017, kita banyak mengerjakan proyek infrastruktur, tapi terjadi over suplai semen. Dan tidak ada satu baja pun dari dalam negeri. Karena apa? Karena mereka (BUMN karya) cari jalan instan. Yang murah impor. Ini yang akhirnya percepatan proyek infrastruktur tidak punya multiplier effect dalam jangka pendek. Karena semua capital insentive, apalagi di-support dari barang-barang impor,” kata Enny.

Dan kedua, lanjut dia, pemerintah perlu membangkitkan produktivitas serta output masyarakat daerah sehingga memanfaatkan proyek infrastruktur. Pembangunan infrastruktur fisik merupakan bagian integral dari pembangunan perekonomian yang bertumpu pada peningkatan produktivitas. Di sinilah peran pemerintah untuk mendorong produktivitas.(*)

Sumber: di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh