Duniaindustri.com (Maret 2021) – Dua komoditas yakni tembaga dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi primadona baru di awal 2021 mengingat harganya yang melonjak di pasar internasional. Investor cenderung memilih kedua komoditas ini sebagai sarana hedging dari tekanan inflasi, seiring potensi trend commodity booming pasca pandemi.
Harga tembaga melonjak ke level tertinggi hampir satu dekade, minggu lalu. Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melesat 1,6% menjadi USD9.457 per ton pada pukul 24.15 WIB, setelah mencapai level tertinggi sejak Agustus 2011 di USD9.617 per ton. Saat ini harga tembaga berada sekitar 6% di bawah rekor tertinggi USD10.190 per ton yang dicapai pada Februari 2011.
Sejumlah analis komoditas menilai logam tembaga dan komoditas lainnya menjadi safe haven baru jika tekanan inflasi tidak terkendali. Dan pada saat bersamaan, masalah pasokan masih banyak terjadi di pasar.
Di China, kontrak tembaga April yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange meroket sebanyaknya 4,5% menjadi 70.740 yuan (USD10.964,04) per ton, level yang tidak terlihat sejak Maret 2011. Harga juga bergerak lebih tinggi karena konsumen industri memiliki persediaan yang rendah.
Sementara itu, aluminium LME melesat 2,4% menjadi USD2.236,50 per ton, level tertinggi sejak Oktober 2018. Timah LME naik 0,3% menjadi USD26.790 per ton setelah menyentuh level terkuatnya sejak Agustus 2011 di USD27.500 per ton, nikel anjlok 2,6% menjadi USD19.195 per ton, seng melambung 1,6% menjadi USD2.893 per ton, sementara timbal meningkat 1,8% menjadi USD2.162,50 per ton.
Sedangkan untuk komoditas CPO, trend kenaikan harga ikut mendorong ekspor komoditas tersebut dari Indonesia. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan beberapa produk ekspor nonmigas menjadi primadona pada Januari 2021. Tiga komoditas dan produk non migas mencatatkan nilai penjualan ekspor terbesar pada periode tersebut, yaitu produk CPO (crude palm oil), bahan bakar mineral serta besi dan baja.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi menjelaskan, nilai ekspor produk CPO mencapai USD2,36 miliar. Jika dibandingkan dengan periode Januari 2020 lalu, nilai penjualan ini terdongkrak 55,05 persen. Namun jika dibandingkan periode Desember 2020 (month to month / mtom) turun 9,82 persen. Tingginya nilai ekspor komoditas ini secara tahunan terjadi lantaran adanya perbaikan harga dan juga peningkatan volume penjualan.
"CPO kalau secara year on year (yoy) tumbuh luar biasa, ini dipacu oleh kenaikan harga yang sangat lumayan. Secara yoy tumbuh 55 persen," ujar Luthfi.
Untuk ekspor produk bahan bakar mineral, lanjut Luthfi, tercatat sebesar USD1,88 miliar atau tumbuh 6,78 persen yoy dan 8,72 persen secara MtoM. Selain itu produk besi dan baja ekspornya mencapai USD990 juta atau tumbuh 21,03 persen yoy dan negatif 17,40 persen mtom.
"Bahan bakar mineral batubara juga tumbuh bagus. Apalagi besi dan baja yang juga tumbuh sangat sehat, ini kita bisa buktikan bahwa kita bisa jual produk industri jadi bukan hanya bahan mentah," ulasnya.
Jika dilihat lebih detil, tiga komoditas dengan kenaikan ekspor tertinggi secara bulanan (mtom) yaitu tembaga dan produknya yang tumbuh mencapai 47,49 persen. Disusul bahan kimia anorganik tumbuh 41,11 persen mtom. Kemudian ekspor pulp tumbuh 19,05 persen mtom.
Sedangkan tiga komoditas yang mengalami penurunan ekspor paling drastis pada Januari 2021 yaitu bijih logam dengan nilai ekspor anjlok 44,39 persen. Kemudian kopi, teh, dan rempah tumbuh -33,14 persen. Selain itu timah dan produknya -26,73 persen.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08 & 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 221 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 221 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Komentar
Posting Komentar