Langsung ke konten utama

326 Manufaktur RI Siap 'Tempur' di Era Industri 4.0

Kementerian Perindustrian telah melakukan assessment terhadap 326 perusahaan manufaktur untuk mengukur kesiapan menuju era industri 4.0. Dari jumlah itu 22 perusahaan manufaktur di antaranya telah dinyatakan mengadopsi teknologi digital dalam era industri 4.0.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BBPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara, menambahkan dalam upaya mendorong transformasi industri 4.0, hingga kini Kemenperin telah melakukan assessment terhadap 326 perusahaan manufaktur. Dari hasil penilaian tersebut, terlihat sejumlah perusahaan sudah siap menuju industri 4.0.

“Kami mengklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pertama, sebanyak 166 perusahaan memiliki rentang skor 1-2 atau 50,92%, yang menunjukkan kesiapan awal implementasi industri 4.0,” ungkapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (14/8).

Kelompok kedua, sebanyak 116 perusahaan industri memiliki rentang skor 2-3 atau 35,58% yang menunjukkan kesiapan sedang, dan sebanyak 22 perusahaan industri atau 6,75% menunjukkan telah menerapkan industri 4.0.

“Dengan assessment pada 326 perusahaan itu, kami ingin mengetahui mereka seberapa siap bertransformasi ke industri 4.0. Kemudian, nantinya kami juga mendapat gambaran untuk memberikan pendampingan sampai mereka melakukan transformasi industri 4.0,” imbuhnya.

Ngakan menyebutkan, dari hasil assessment INDI 4.0, Kemenperin telah memberikan penghargaan kepada lima perusahaan yang telah mengimplementasikan industri 4.0, yaitu PT Indolakto yang bergerak di sektor makanan dan minuman, serta PT Pupuk Kaltim pada sektor kimia.

Selanjutnya, PT Pan Brothers, Tbk untuk sektor tekstil, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam sektor otomotif dan PT Hartono Istana Teknologi di sektor elektronika. “Berdasarkan studi yang kami lakukan, ada lima sektor yang didorong untuk bertransformasi,” sebutnya.

Sebagai tindak lanjut assessment dan peluncuran INDI 4.0, BPPI Kemenperin juga melakukan pilot pendampingan implementasi industri 4.0 kepada 10 perusahaan terpilih, yaitu PT Sanken Argadwija (elektronika), PT. Biggy Cemerlang (kimia), PT. Globalindo Intimates (tekstil), PT. Suzuki Indomobil Motor (otomotif), serta PT. Paragon Technology and Innovation (kimia).

Berikutnya, PT. Belindo International Carpet (tekstil), PT. Dharma Precision Parts (otomotif), PT. Sunindo Adipersada (aneka), PT. Nutrifood (makanan minuman), serta PT. Niramas Utama (makanan minuman).

“Pendampingan ini untuk memberikan stimulus kepada perusahaan dalam melakukan transformasi industri 4.0. Sudah saatnya Kemenperin melakukan pendampingan secara teknis dan implementatif di industri agar proses transformasi industri 4.0 dapat berjalan dengan baik,” tandasnya.

Kemenperin, lanjut dia, telah merumuskan indikator untuk mengukur kesiapan sektor manufaktur dalam bertransformasi menuju industri 4.0 yang disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (Indi 4.0). Hal tersebut merupakan tindak lanjut implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018 lalu.

“INDI 4.0 adalah tools untuk menilai kesiapan industri menerapakan teknologi 4.0. Ini dirancang oleh Kemenperin yang bekerja sama dengan beberapa lembaga experts,” katanya.

Guna semakin menggaungkan industri untuk bertransformasi dan mengimplementasikan industri 4.0, Kemenperin menyelenggarakan Roadshow INDI 4.0. Gelaran tersebut sekaligus menjadi sarana para stakeholder dan ekosistem industri 4.0 untuk menunjukkan hasil dan capaian mereka dalam mengadopsi industri 4.0.

Roadshow INDI 4.0 yang perdana bakal dilaksanakan di Kota Surabaya, dengan mengusung tema “Pendampingan Implementasi Industri 4.0”. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, pada 17-18 September 2019.

“Surabaya jadi kota pertama untuk roadshow, nanti terus berlanjut di beberapa kota lain. Tujuannya, kami ingin menunjukkan ke publik kemampuan sektor industri di Indonesia dalam menerapkan industri 4.0,” ungkap Ngakan.

Kepala BPPI menyampaikan, selain untuk sosialisasi, Roadshow INDI 4.0 juga bertujuan memberikan pemahamanan pada masyarakat industri tentang kesiapan dan langkah menuju era industri 4.0. Selain itu memberikan gambaran mengenai penguatan ekosistem industri 4.0 yang dibangun, baik itu oleh pemerintah, industri, asosiasi, technical provider, consultant group, akademisi, research and development, serta financial actor.

Dalam roadshow tersebut, Kemenperin melibatkan beberapa asosiasi industri untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Asosiasi yang dilibatkan, antara lain Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), Asosiasi Bigdata Indonesia (ABDI), Asosiasi Pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, serta Suzuki Indomobil Motor Supplier Club.

“Memang kami ingin dalam setiap gelaran INDI 4.0 akan melibatkan banyak pihak untuk semakin menguatkan ekosistem industri 4.0 ke depannya,” ujarnya. Menurut Ngakan, pada setiap gelaran Roadshow INDI 4.0, akan mengangkat pula kisah sukses dari pelaku sektor manufaktur yang telah mentransformasikan industri 4.0.

Salah satu yang diangkat, misalnya perjalanan PT Schneider Electric Manufacturing Batam yang berhasil menjadi lighthouse atau percontohan industri 4.0 di Indonesia sesuai hasil studi World Economic Forum (WEF). “Dengan bentuk sosialisasi seperti itu, diharapkan industri lainnya mampu belajar dari perusahaan yang telah menjadi percontohan,” tuturnya.

Bentuk sosialisasi lainnya, akan dilakukan kunjungan pabrik ke PT Indolakto sebagai salah satu perusahaan yang telah mengimplementasikan industri 4.0 dan penerima penghargaan INDI 4.0 pada April 2019 lalu. “Dengan begitu para stakeholder dapat melihat secara riil bagaimana industri 4.0 ini diimplementasikan di sektor manufaktur,” paparnya.(*/)

Sumber: klik di sini

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Lengkap Industri Perikanan, Hasil Laut, dan Olahannya

Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dirilis pada minggu pertama Februari 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik , terkait industri perikanan dan hasil laut (rumput laut, ikan surimi, udang, tuna tongkol cakalang, kepiting & rajungan, cumi & gurita). Diperkuat dengan tren produksi, sebaran lokasi, serta nama produsen, data komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri perikanan dan hasil laut cukup prospektif dan atraktif baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada halaman 5, ditampilkan tabel tren perkembangan konsumsi

Tren Nilai Pasar Industri Detergent di Indonesia

Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com . Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun. Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%. Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia. Berdasarkan penelusur

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc