Langsung ke konten utama

Kelapa Sawit Alami Diskriminasi, RI dan Eropa Berpotensi Perang Dagang?

Pemerintah Indonesia mematangkan tindakan balasan (retaliasi) terhadap kebijakan diskriminasi Uni Eropa terhadap kelapa sawit. Perlawanan dan retaliasi tersebut diperkirakan berupa gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) hingga bentuk terburuk yakni pemboikotan produk Uni Eropa yang beredar di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Mahmud, menjelaskan pemerintah menyiapkan dua cara mengajukan gugatan ke WTO, yaitu panel dan dispute. “Tapi ini perlu proses, paling cepat 6 bulan. Yang jelas pemerintah harus melakukan perlawanan. Kalau tidak tentunya kita mengakui telah melakukan praktik deforestasi. Padahal kebun sawit tumbuh di atas lahan terbuka karena sudah dimanfaatkan kayunya untuk reboisasi. Contohnya Kalimantan menjadi ijo royo royo kembali," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Uni Eropa menyatakan budi daya kelapa sawit mengakibatkan deforestasi berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan.

Musdalifah menegaskan, kelapa sawit adalah komoditas nomor satu yang mampu bertahan lama dan menjadi sangat penting bagi sumber devisa negara dari banyak komoditas yang ada.

"Nah untuk Borneo, posisinya menjadi penting karena ada 34% perkebunan sawit di wilayah ini (Kalimantan). Tentunya tanpa Borneo, kita akan kehilangan sekian banyak kontribusi bagi negara. Sehingga Borneo Forum harus dimanfaatkan luas untuk kepentingan komoditi ekspor kelapa sawit Indonesia," tegas Musdalifah.

Musdalifah menjelaskan, untuk kampanye melawan diskriminasi sawit di pasar global, pemerintah akan menyiapkan dengan mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah diratifikasi 158 negara.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla juga ikut bersuara terkait rencana Uni Eropa melarang penggunaan kelapa sawit dalam bahan bakar kendaraan. Wapres menegaskan kebijakan diskriminasi itu akan merugikan sekitar 15 juta tenaga kerja yang terkait dengan industri perkebunan kelapa sawit. "Kalau sawit diboikot, maka akan merugikan setidak-tidaknya 15 juta para pekerja. Daya belinya turun," kata Wapres di Jakarta, Jumat (22/3).

Karena itu, lanjut dia, hal itu juga akan mengganggu dan merugikan perekonomian Eropa. Karena, ketidakmampuan untuk membeli produk-produk dari Eropa. "Ekonomi kita bisa rusak, maka kita tidak beli barang Eropa. Bisa terjadi itu," ujar Wapres.

Polemik kebijakan Uni Eropa itu terus menjadi pembicaraan hangat di kalangan publik. Sebelumnya, Indonesia mempertimbangkan opsi pelarangan produk Uni Eropa masuk ke dalam negeri sebagai bentuk balasan atas tindakan diskriminasi negara-negara kawasan tersebut terhadap produk kelapa sawit dan turunannya dari Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa sejumlah produk Eropa yang diimpor Indonesia tersebut seperti truk, pesawat terbang, dan kini tengah bernegosiasi pengadaan kereta api dari Polandia.

“Kalau nanti sampai begini, ya banyak juga produk Eropa di Indonesia bisa bermasalah. Ya, kami pertimbangkan semua, saya sudah sebutkan beberapa (termasuk pemboikotan),” kata Luhut.
Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) asal Indonesia mulai 2021 dan menghapus secara bertahap penggunaan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel berbasis CPO hingga 2030.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution sepakat untuk membawa permasalahan diskriminasi sawit Indonesia ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) serta mempertimbangkan pemboikotan produk Uni Eropa.
“Bisa saja (memboikot), makanya selain langsung ke WTO, kita juga bisa retaliasi. Memangnya kenapa, kalau dia sepihak, masa kita tidak bisa lakukan sepihak,” kata Darmin.(*/)

Sumber: klik di sini


(Silakan di-klik untuk terhubung langsung ke masing-masing database)


Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 165 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini



Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh