Langsung ke konten utama

Momentum Pemulihan Pasar Semen Mulai Terlihat

Sepanjang sembilan bulan 2017 periode Januari-September, pasar semen di Pulau Jawa naik 11,3% menjadi 26,96 juta ton dari periode yang sama tahun lalu 24,23 juta ton, menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Kenaikan itu ditopang pertumbuhan positif di seluruh daerah di Pulau Jawa, dengan pertumbuhan tertinggi dicatatkan Jawa Tengah dan pertumbuhan terendah terjadi di DKI Jakarta.

Kenaikan pasar semen di Pulau Jawa ikut mendorong konsumsi semen nasional yang meningkat 6,6% menjadi 47,43 juta ton periode Januari-September 2017 dari periode yang sama tahun sebelumnya 44,5 juta ton. Pertumbuhan positif pasar semen di Pulau Jawa mampu mengimbangi penurunan pasar di Pulau Kalimantan (-5,8%), Sulawesi (-0,8%), serta Maluku dan Papua (-4,6%).

Di Pulau Jawa, pasar semen di Jawa Tengah tumbuh tertinggi sepanjang sembilan bulan 2017, dengan persentase pertumbuhan 16,8%, diikuti Jawa Timur 14,2%, Yogyakarta 13,6%, Jawa Barat 9,1%, Banten 7%, dan DKI Jakarta 3,1%. Secara bulanan, pada September 2017, pasar semen di Jawa Tengah juga tercatat tumbuh paling tinggi sebesar 20,9%, disusul Banten 20,6%, DKI Jakarta 20,4%, Jawa Timur 6,1%, sedangkan pasar semen di Yogyakarta justru turun (-0,8%).

Pada September 2017, pasar semen di Pulau Jawa tumbuh secara meyakinkan sebesar 15,6% menjadi 3,55 juta ton dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 3,07 juta ton. Peningkatan pasar secara bulanan ini akan menjadi perhatian khusus para pemain semen sembari berancang-ancang untuk menentukan strategi terbaik menatap 2018, menurut analisis Duniaindustri.com.

Kenaikan pasar meski belum stabil akibat curah hujan yang diperkirakan tinggi di akhir tahun berpotensi mengubah peta kompetisi pasar. Tren perang harga jual dan kondisi kelebihan pasokan diperkirakan berangsur-angsur mereda jika pertumbuhan pasar berkesinambungan. Meski demikian, persaingan masih akan meruncing terutama untuk memperoleh peluang pasar lebih besar dibanding kompetitor.

Sebelumnya, akibat persaingan yang makin ketat, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), produsen semen pemegang market share terbesar kedua di Indonesia, menurunkan harga jual sekitar 10%-12%. Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan akibat kelebihan pasokan, harga jual semen turun sekitar 10%-12%. “Harga jual turun 10%-12% year on year (yoy),” katanya kepada pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

Dia mengakui kelebihan pasokan (over supply) dan persaingan yang ketat memaksa perseroan untuk menurunkan harga jual produknya 10%-12%. Tidak hanya harga, perseroan juga mengurangi produksi semen sekitar 25%-30%. “Kapasitas yang kita gunakan sekitar 70%-75%, jadi yang standby sekitar 25%-30% dari pabrik kita. Kadang-kadang kita matikan, kadang-kadang kita jalankan, jadi standby,” paparnya.

Sementara itu, pemain baru semen yang memulai kiprah pada awal 2015 hingga saat ini telah merebut sekitar 12% pangsa pasar domestik, naik dari posisi 5% pada awal 2015, menurut riset duniaindustri.com. Agresivitas ekspansi dari para pemain baru semen ini menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan pangsa pasar.

Duniaindustri.com menilai sebagai new comers (pendatang baru), justru dibutuhkan ekstra tenaga, ekstra modal, dan ekstra strategi (inovasi) untuk masuk ke pasar semen yang sudah demikian ketat. Namun, seiring berjalannya waktu, justru agresivitas ekspansi makin menegaskan track record pertumbuhan ke depan.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 145 database, klik di sini
** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Lengkap Industri Perikanan, Hasil Laut, dan Olahannya

Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dirilis pada minggu pertama Februari 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik , terkait industri perikanan dan hasil laut (rumput laut, ikan surimi, udang, tuna tongkol cakalang, kepiting & rajungan, cumi & gurita). Diperkuat dengan tren produksi, sebaran lokasi, serta nama produsen, data komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri perikanan dan hasil laut cukup prospektif dan atraktif baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada halaman 5, ditampilkan tabel tren perkembangan konsumsi

Tren Nilai Pasar Industri Detergent di Indonesia

Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com . Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun. Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%. Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia. Berdasarkan penelusur

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc