Langsung ke konten utama

Jumlah Pabrik Rokok Turun Secara Drastis, Ada Apa?

Sejak 2008 hingga 2016 atau selama kurun delapan tahun terakhir, pemerintah mencatat sebanyak 3.956 pabrik rokok tutup dan berhenti beroperasi. Data tersebut bersumber dari Kementerian Keuangan.

Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, menjelaskan pada 2008, terdapat 4.669 pabrik rokok yang beroperasi di Indonesia. Namun dalam perjalanannya, hingga saat ini perusahaan yang terdata sebanyak 713 pabrik, baik itu skala kecil maupun besar.
Menurut dia, itu berarti terjadi penurunan jumlah pabrik rokok yang cukup signifikan sebanyak 3.956 pabrik. "Berdasarkan data yang kami miliki, saat ini jumlah pabrik rokok yang ada sekitar 713 pabrik. Padahal jumlah pabrik rokok 8 tahun lalu ada 4.669 pabrik," ujar Suahasil.

Selain karena krisis yang pernah melanda Indonesia, tingkat konsumsi masyarakat terhadap rokok pun lambat laun semakin menurun.

Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu mencatat, selama tiga tahun terakhir, produksi rokok cenderung flat sekitar 340 miliar batang. Artinya, sejak krisis, orang sudah mulai memutuskan untuk berhenti merokok.

Duniaindustri.com menilai setidaknya ada tiga faktor utama yang mematikan pabrik-pabrik rokok sehingga jumlah anjlok secara signifikan. Pertama, tren peralihan konsumen dari sigaret kretek tangan (SKT) ke sigaret kretek mesin (SKM) yang membuat perubahan mendasar di industri ini. Kedua, beban biaya produksi semakin tinggi ketika Peraturan Pemerintah (PP) 109/2012 di berlakukan akhir 2012. Dengan PP ini, Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang sempat terkatung-katung resmi berlaku. Pembatasan beriklan, berpromosi, dan menjadi sponsor kegiatan menjadi kebijakan krusial yang dirasakan. Saat PP 36 berlaku, masih ada sebagian ketentuan yang masih perlu menunggu ketentuan penjelasan. Sebagian ketentuan itulah yang resmi diberlakukan tahun 2014 ini.

Ketiga, ketidakstabilan perekonomian nasional serta pelemahan daya beli konsumen lokal ikut memukul kinerja pabrikan rokok. Menurut data duniaindustri.com, nilai pasar (market size) industri rokok di Indonesia pada 2015 diestimasi berkisar Rp 222,7 triliun – Rp 224,2 triliun, menurut data duniaindustri.com. Perhitungan nilai pasar industri rokok tersebut berdasarkan nilai volume penjualan dikali harga rata-rata dan mempertimbangkan penerimaan cukai negara.

Volume produksi rokok pada 2015 diperkirakan tumbuh tipis dibanding 2014, dari 314 miliar batang menjadi 315 miliar batang. Sementara konsumsi rokok di Indonesia meningkat rata-rata per tahun (CAGR) sebesar 6% periode 2008-2014. Harga rokok di Indonesia paling rendah di kawasan Asia Tenggara sebesar US$ 1,4 per pack rokok.

Saat ini jumlah perokok di Indonesia pada 2015 mencapai 62,7 juta jiwa dengan rasio 63% dari seluruh pria merupakan perokok, sedangkan 5% wanita merupakan perokok.(*)

Sumber: di sini
* Butuh data industri atau riset persaingan pasar, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Terbaru, 14 Market Outlook Industri Farmasi dan Alkes

Duniaindustri.com (September 2021)  -- Pandemi Covid-19 telah mengubah siklus pertumbuhan bisnis di hampir seluruh sektor industri. Tidak terkecuali sektor industri farmasi, yang menikmati high demand untuk sejumlah produk seperti masker kesehatan, alat pelindung diri (APD). Tapi bagaimana dengan produk farmasi lainnya? Guna melihat seluk beluk industri farmasi, termasuk tren pertumbuhan, pangsa pasar, serta market inteligence,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya 14  data dan riset khusus di industri farmasi  Indonesia dari berbagai rentang waktu. Simak ulasannya berikut ini. 1) Kajian Peluang Pertumbuhan Channel Distribusi Produk Farmasi dan Alat Kesehatan 2019-2024 (Momentum Saat Pandemi Melandai) 2) Riset Data Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen 2016-2024 (Kompetisi Pasar Brand Vitamin) 3)  Kajian Pertumbuhan Segmen Pasar Farmasi dan Alat Kesehatan 2016-2024 (Strategi Industri Farmasi 2021) " 4 ) Market Demand Analysis Obat Generik 2016-2027 (Ka...

Mengukur Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen, High Demand?

  Duniaindustri.com (September 2021)  -- Seiring tingginya kebutuhan dan permintaan pasar, tidak salah jika produk vitamin dan suplemen dikategorikan high demand. Tapi, apakah trend ini akan bertahan lama? Untuk menelisik pertumbuhan pasar vitamin dan suplemen, tim Duniaindustri.com membuat " Riset Data Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen 2016-2024 (Kompetisi Pasar Brand Vitamin) " yang dirilis minggu pertama September 2021, menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, dan market outlook. Riset data ini berisi 56 halaman pdf berukuran 6,89 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (highlights) perekonomian nasional yang terpengaruh dua kejadian besar pada 2019 yakni perang dagang negara maju serta pada 2020 yakni pandemi Covid-19. Ulasan singkat dinamika ekonomi Indonesia dipaparkan secara detai...

Paling Lengkap, 36 Hasil Riset Pasar dan Data Market Share di Industri Makanan Minuman

   Duniaindustri.com (Februari 2025)  -- Mencermati tren pertumbuhan, persaingan brand, dan mencari peluang di industri makanan minuman memang menarik untuk diikuti. Selain karena sektor makanan minuman merupakan kebutuhan primer, pasar Indonesia dengan 281 juta jiwa menawarkan prospek bisnis yang berpotensi di masa mendatang. Satu hal yang pasti, dibutuhkan dukungan data research yang aktual untuk terus secara kontinyu memonitor rantai pasok industri. Tujuannya tidak lain untuk menghasilkan produk sesuai selera pasar yang mampu bersaing. Faktor kualitas produk, harga jual, serta akurasi distribusi stok menjadi kunci utama. Untuk membedah pertumbuhan, pangsa pasar, serta persaingan pasar di industri makanan dan minuman,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya  36 data dan riset khusus  di industri ini. Mari kita simak ulasannya berikut ini: (silakan diklik data research yang dituju untuk keterangan lebih lanjut) Riset Data Spesifik Persaingan 3 Br...