Langsung ke konten utama

Pemain Baru Operasikan Pabrik, Kompetisi Pasar Semen Makin Panas

Pabrik baru Semen Manokwari dan Conch Semen, dua pemain baru di industri ini, dijadwalkan mulai beroperasi (pengujian operasional/comissioning) pada semester II 2016. Seiring dengan itu, pabrik baru dari sejumlah pemain existing seperti Semen Bosowa, Semen Tiga Roda, dan Semen Indonesia juga akan mulai uji operasional pada semester II tahun ini.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan enam pabrik semen dengan kapasitas sebesar total 13,1 juta ton siap beroperasi pada semester II tahun ini. “Enam pabrik tersebut milik Semen Bosowa, Semen Tiga Roda, Conch Semen, Semen Indonesia, dan Semen Manokwari. Pada semester II ada empat unit pabrik yang sedang melakukan comissioning (pengujian operasional),” kata Ketua Umum ASI, Widodo Santoso, kepada pers.

Widodo mengatakan, pabrik baru Semen Bosowa yang tengah melakukan comissioning, memiliki kapasitas 2,5 juta ton, sementara pabrik Semen Tiga Roda 4,4 juta ton, dan Conch Semen yang berlokasi di Kalimantan Selatan sebanyak 1,7 juta ton. Sementara dua pabrik baru yang bakal comissioning pada November mendatang, yakni Semen Indonesia memiliki kapasitas produksi hingga 3 juta ton, dan Semen Manokwari 1,5 juta ton.

“Dengan demikian, pada tahun ini kapasitas produksi semen nasional akan meningkat tajam dengan tambahan sekitar 13,1 juta ton,” papar dia.

Adanya penambahan kapasitas produksi tersebut, lanjut Widodo, diharapkan disertai dengan peningkatan permintaan semen nasional. Pasalnya, produsen semen nasional akan mengalami kelebihan produksi yang sangat besar, baik untuk clinker maupun semen.

“Diharapkan tidak ada lagi impor semen dan clinker yang masuk, karena produksi dalam negeri lebih dari cukup. Kualitas semen dalam negeri juga sangat bagus dan bisa diandalkan,” ujarnya.

Widodo menambahkan, hingga semester I tahun lalu, permintaan semen di dalam negeri mencapai 29,48 juta ton, naik 3,1% menjadi 29,48 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Pertumbuhan penjualan semen, ditopang dari tingginya permintaan di luar Pulau Jawa. Sejumlah proyek infrastruktur seperti pembangunan smelter dan power plant di luar Jawa terus berjalan, sehingga membutuhkan konsumsi semen yang cukup besar,” tutur Widodo.

Pasar Semester I
Penjualan semen di Sulawesi di semester I 2016 tumbuh tertinggi dibanding daerah lain di Indonesia. Penjualan semen di Sulawesi naik 24,8% menjadi 2,54 juta ton pada semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 2,03 juta ton, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI).

Kontribusi penjualan semen di Sulawesi terhadap total pasar semen secara nasional juga tumbuh menjadi 8,6% di semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 7,1%.

Penjualan semen di Sulawesi memimpin pertumbuhan pasar, disusul Maluku dan Papua (+16,9%), Sumatera (+6,9%), Nusa Tenggara (+2,1%), Pulau Jawa (+1,3%). Sementara penjualan semen di Kalimantan anjlok -16% di semester I 2016 menjadi 2 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 2,38 juta ton.

Penjualan semen di Pulau Jawa tercatat tumbuh tipis 1,3% menjadi 16,24 juta ton di semester I 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 16,02 juta ton. Secara nasional, penjualan semen di semester I 2016 tumbuh 3,1% menjadi 29,48 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 28,59 juta ton.

Khusus di Pulau Jawa, menurut data ASI, beberapa daerah mencatatkan pertumbuhan penjualan dipimpin Jawa Tengah (+10,7%), Jawa Timur (+8%), dan Jawa Barat (+0,5%). Sedangkan penjualan semen di DKI Jakarta turun -11%, demikian juga Yogyakarta -1%.

Duniaindustri.com menilai kenaikan penjualan semen domestik pada semester I 2016 mengisyaratkan sentimen positif terhadap industri ini, meski masih dibayangi persaingan ketat dengan pemain baru dan kondisi kelebihan pasokan. Para pemain semen existing berupaya mempercepat ekspansi domestik serta merambah pasar baru di Asia Selatan guna mengimbangi persaingan dan fluktuasi penjualan semen domestik.(*)

Sumber: di sini
* Cari data industri atau riset persaingan, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Lengkap Industri Perikanan, Hasil Laut, dan Olahannya

Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dirilis pada minggu pertama Februari 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, infografis menarik , terkait industri perikanan dan hasil laut (rumput laut, ikan surimi, udang, tuna tongkol cakalang, kepiting & rajungan, cumi & gurita). Diperkuat dengan tren produksi, sebaran lokasi, serta nama produsen, data komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya database persaingan pasar guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Industri Perikanan dan Hasil Laut 2012-2017 (Tren Konsumsi Ikan & Peluang Pasar) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-4). Dengan dukungan jumlah penduduk yang besar, pasar industri perikanan dan hasil laut cukup prospektif dan atraktif baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Pada halaman 5, ditampilkan tabel tren perkembangan konsumsi

Tren Nilai Pasar Industri Detergent di Indonesia

Nilai pasar (market size) industri deterjen di Indonesia diestimasi tumbuh 3,5% menjadi Rp 10,11 triliun pada 2016 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 9,77 triliun, menurut riset duniaindustri.com . Momentum perbaikan perekonomian Indonesia dan daya beli konsumen akan menopang pertumbuhan market size industri deterjen tahun ini. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan market size industri deterjen cukup fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 6% menjadi Rp 9,54 triliun. Namun, perlambatan perekonomian nasional, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta kejatuhan harga komoditas dunia ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan industri deterjen pada 2015. Tahun lalu, market size industri deterjen diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,5%. Tiga raksasa consumer goods di Indonesia, yakni Wings Group, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kao Indonesia, makin ketat bersaing di pasar deterjen di indonesia. Berdasarkan penelusur

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc