Duniaindustri.com (Desember 2020) – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan kenaikan cukai rokok sebesar 12,5 persen pada 2021 untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM). Sedangkan tarif cukai untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) tetap atau tidak berubah.
“Kami akan menaikkan cukai rokok sebesar 12,5 persen (tahun 2021),” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Kamis (10/12).
Dia merincikan, untuk industri yang memproduksi sigarete putih mesin (SPM) golongan I, tarif cukainya akan dinaikkan 18,4 persen, SPM IIA 16,5 persen, dan SPM IIB naik sebesar 18,1 persen. Kemudian, untuk sigaret kretek mesin (SKM), untuk golongan I naik sebesar 16,9 persen, SKM IIA naik 13,8 persen, dan SKM IIB naik 15,4 persen.
“Sedangkan untuk sigaret kretek tangan tarif cukainya tidak berubah. Dalam hal ini tidak dinaikkan. Artinya kenaikannya 0 persen,” kata Menkeu.
Tarif cukai SKT tidak berubah karena mempertimbangkan bahwa industri SKT memiliki tenaga kerja terbesar dibandingkan yang lainnya. “Dengan komposisi tersebut, rata-rata kenaikan tarif cukai adalah sebesar 12,5 persen. Ini dihitung rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah prosuksi dari masing-masing jenis dan golongan,” jelas Menkeu.
Dia menjelaskan, pemerintah tidak melakukan simplifikasi cukai rokok. Namun pemerintah tetap memberikan perbedaan celah tarif yang semakin diperkecil antara SKM golongan IIA dengan SKM golongan IIB. Begitupun celah SPM IIA dengan SPM IIB yang juga diperkecil.
“Jadi meskipun kami tidak melakukan simplifikasi secara drastis menggabungkan golongan, namun kami memberikan sinyal kepada industri bahwa celah tarif diantara golongan IIA dan B untuk SKM maupun SPM semakin dikecilkan atau didekatkan tarifnya,” paparnya.
Kumpulan Data Industri Rokok
Meski banyak pro dan kontra menghinggapi sektor industri ini, tetap saja industri rokok menggenggam pasar yang begitu besar di Indonesia. Terlebih lagi konsumsi rokok cenderung bersifat elastis terhadap kondisi dan tantangan eksternal. Hal ini membuat Indonesia menjadi pasar yang gurih bagi sektor industri rokok dan hasil tembakau, dengan nilai bisnis yang melampaui ratusan triliun rupiah.
Untuk mengulas industri rokok lebih dalam, mulai dari volume produksi, pangsa pasar merek-merek (brand) rokok di Indonesia, nilai pasar (market value) industri, konsumsi rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, pemimpin pasar, para pemain terbesar, pangsa pasar segmen rokok, dan kinerja produksi serta keuangan para pemain rokok di negeri ini, dan tidak ketinggalan strategi top 3 market leader di industri rokok, duniaindustri.com menghimpun sedikitnya tujuh data dan riset industri khusus rokok di Indonesia.
Mari kita simak ulasannya, berikut ini:
1) Riset Brand Competition Market Leader Rokok 2005-2022 (Trend Produksi dan Konsumsi Rokok)
2) Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020)3) Riset Tren Pertumbuhan Industri Rokok 2005-2018 (Tren PangsaPasar Market Leader)
4) Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)
5) Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016
6) Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016
7) Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar
Berikut uraian lengkapnya:
1) Riset Brand Competition Market Leader Rokok 2005-2022 (Trend Produksi dan Konsumsi Rokok) ini dirilis awal September 2020 menampilkan hasil riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market trend, serta brand competition analysis . Riset data ini berisi 68 halaman berukuran 6,55 MB yang dibuat untuk menjadi acuan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.
Riset data ini dimulai dengan menampilkan dengan menampilkan ulasan singkat (highlights) perekonomian nasional yang terpengaruh dua kejadian besar pada 2019 yakni perang dagang negara maju serta pada 2020 yakni pandemic Covid-19. Ulasan singkat dinamika ekonomi Indonesia dipaparkan secara detail pada halaman 2 sampai halaman 4.
Meski diliputi tantangan, masih terdapat peluang terutama dengan mencermati megatrend yang berkembang secara global terutama terkait digitalisasi, hingga 2045. Kemudian beralih ke pemetaan demografi penduduk Indonesia, mulai dari proyeksi jumlah populasi penduduk di Indonesia pada 2045, usia harapan hidup, komposisi jumlah penduduk di perkotaan dan perdesaan. Jumlah penduduk usia produktif di Indonesia menjadi yang terbesar di Asean. (halaman 5 sampai 8) Di sisi lain juga ditampilkan jumlah dan kepadatan penduduk di Indonesia per wilayah.
Disusul kemudian proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 sampai 2045 dengan dua skenario (skenario dasar dan skenario tinggi). (halaman 9) Serta, indikator pertumbuhan ekonomi di 2045 serta tahapan menuju ekonomi modern. (halaman 10)
Masuk pada pembahasan utama, pada halaman 11 disajikan penjabaran fokus Riset Brand Competition Market Leader Rokok 2005-2022 (Trend Produksi dan Konsumsi Rokok) beserta metodologinya. Pada halaman 12 disajikan executive summary dari “Riset Brand Competition Market Leader Rokok 2005-2022 (Trend Produksi dan Konsumsi Rokok)”. Kemudian ditampilkan data tabel tren produksi rokok di Indonesia periode 2005-2022 pada halaman 12 sampai halaman 14, beserta pertumbuhannya. Rentang waktu yang cukup panjang yakni 18 tahun diharapkan menjadi acuan komprehensif untuk menggambarkan tren yang terjadi maupun outlook ke depan.
Data tersebut diperkuat dengan tabel batang dan tabel garis pada halaman 15 dan 16, agar dapat menggambarkan siklus produksi pada periode tersebut. Disusul market analysis dari penjabaran data tren produksi rokok rentang waktu 2005-2022. Selanjutnya, pada halaman 17 sampai halaman 20 ditampilkan data produksi dari 7 market leader industri rokok di Indonesia pada rentang waktu yang sama yakni 2005-2022. Komparasi konsumsi dan produksi rokok di Indonesia disajikan terpisah pada halaman 21 untuk menggambarkan kondisi riil di industri ini.
Beralih ke halaman 22 dan 23 ditampilkan data market size value (nilai pasar) industri rokok di Indonesia periode 2014-2022 estimasi, yang disesuaikan dengan data produksi. Sedangkan tren jumlah perokok di negeri ini ditampilkan di halaman 24 dan 25, sekaligus proporsi segmen pasar rokok mencakup sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM) pada halaman 26.
Dilanjutkan pada pembahasan selanjutnya yang tidak kalah penting, brand competition analysis dari top 10 brand rokok terbesar di Indonesia disajikan pada halaman 28 sampai halaman 32. Disusul kemudian analisis tentang pangsa pasar market leader serta rekam jejak pergeseran posisi puncak market leader rokok di Indonesia, dengan titik fokus peralihan top market leader pada 2015 dan 2019 dilengkapi market analysis. (Halaman 33 sampai 39)
Pada pembahasan terakhir, halaman 40 sampai 67, ditampilkan secara mendetail mengenai bahan competitor intelligence (riset pesaing) untuk empat market leader industri rokok di Indonesia. Bahan competitor intelligence itu berisi antara lain tren produksi, strategi pemasaran, skema penjualan, jaringan distribusi, hingga kinerja keuangan dari 4 pemimpin pasar industri rokok di Indonesia.
Riset Brand Competition Market Leader Rokok 2005-2022 (Trend Produksi dan Konsumsi Rokok) ini disajikan sebanyak 68 halaman pdf dan berukuran 6,55 MB. Riset spesifik ini dihasilkan oleh tim duniaindustri.com dengan dukungan data yang berasal dari big data Duniaindustri.com, digital database, data primer asosiasi industri, BPS, kementerian terkait, dan data dari perusahaan terkait. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users (per September 2020 mencapai 199 database spesifik). Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan.(*)
Sumber: klik di sini
2) Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini dirilis minggu kedua Agustus 2020 menampilkan database terlengkap dan direktori perusahaan paling komprehensif terkait informasi spesifik perusahaan-perusahaan rokok dan tembakau di Indonesia. Database direktori ini mencakup 202 perusahaan manufaktur rokok dan tembakau di Indonesia.
Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini merupakan perwujudan layanan big data duniaindustri.com yang menawarkan nilai lebih (value added) bagi penggunanya (user). Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini berisi nama perusahaan, alamat lengkap, nomor telpon dan fax atau no hp, email, dan kontak PIC.
Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini terangkum dalam 65 halaman pdf untuk memudahkan proses download, sedangkan versi microsoft word tersedia secara pembayaran offline. Tim duniaindustri.com juga melayani jasa tambahan sebagai pelengkap dari database direktori ini, berupa layanan survei perusahaan, penyebaran kuesioner, observasi perusahaan (company observation), investigasi perusahaan (company investigation), customize database direktori, market survey research, market analysis, brand analysis, dan lainnya.
Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini berisi 65 halaman pdf dan berukuran 0,7 MB. Database Direktori Perusahaan ini berasal dari hasil monitoring big data duniaindustri.com, survei terbatas, serta kompilasi data terpercaya dari Kementerian Perindustrian, sejumlah perusahaan manufaktur rokok dan tembakau di Indonesia, serta diolah duniaindustri.com.
Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini diharapkan menjadi acuan yang akurat bagi para marketing, executive perusahaan, business development, pedagang, international trader, export import trader, pemasok bahan baku, investor, board of directors, entrepreneur, researcher, investment bankers, strategic & corporate planners, kreditur perbankan, ataupun bagi perusahaan-perusahaan pemasok barang.
Database Direktori Spesifik 202 Perusahaan Rokok di Indonesia (Update 2020) ini melengkapi kumpulan database direktori perusahaan yang sebelumnya telah disajikan Duniaindustri.com. Kesebelas kumpulan database direktori spesifik itu adalah: 1. Database Direktori Spesifik 450 Perusahaan Kimia, Petrokimia, dan Plastik (Update 2020); 2. Database Direktori Spesifik 311 Perusahaan Semen dan Bahan Bangunan (Update 2020); 3. Database Direktori Spesifik 274 Perusahaan Ritel Modern (Update 2020); 4. Database Spesifik Direktori 200 Perusahaan Kosmetik (Profil Top 10 Perusahaan Kosmetik Terbesar); 5. Database Direktori 203 Perusahaan Makanan Minuman (Profil Produk dan Market Share); 6. Database Direktori 364 Perusahaan Farmasi, Obat, Alat Kesehatan di Indonesia; 7. Database Direktori 845 Perusahaan Kendaraan Bermotor; 8. Database Direktori 935 Perusahaan Elektronik di Indonesia; 9. Database 1.452 Direktori Perusahaan Tekstil dan Garmen; 10. Database 165 Direktori Perusahaan Baja di Indonesia; 10. Data Buyer Agent Tekstil Terbesar dan Representative Office di Indonesia.
Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Seluruh riset data dan kumpulan database direktori disajikan secara lengkap dalam indeks data industri, yang kini menampilkan 192 database spesifik sesuai kebutuhan users.(*)
3) Riset Tren Pertumbuhan Industri Rokok 2005-2018 (Tren Pangsa Pasar Market Leader) ini dirilis awal September 2017 menampilkan riset independen, data komprehensif, analisis, serta tren pertumbuhan dan pangsa pasar market leader industri rokok di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari tren pertumbuhan industri rokok periode 2005-2018, tren volume produksi enam perusahaan terbesar, nilai pasar (market value) industri, tren jumlah perokok, segmentasi perokok, serta harga rata-rata rokok di Asia Tenggara.
Riset Tren Pertumbuhan Industri Rokok 2005-2018 (Tren PangsaPasar Market Leader) dimulai dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli, serta segmentasi konsumen kelas menengah di Indonesia. (halaman 2-5).
Kemudian, ditampilkan kondisi daya beli (purchasing power) masyarakat serta kondisi tren penjualan industri periode 2016 sebagai basisproyeksi 2017-2018. Pada 2016 diketahui daya beli masyarakat tertekan akibat perlambatan ekonomi nasional dan kenaikan harga jual rokok menyusul beban cukai yang naik. Konsumen cenderung memilih produk industri dengan harga termurah. (halaman 6-7)
Masuk ke pembahasan spesifik industri rokok, pada halaman 8 hingga 9 ditampilkan tren pertumbuhan volume produksi industri rokok periode 2005-2018 forecast, lengkap dengan persentase pertumbuhan per tahun. Data tersebut diperkuat dengan tren produksi dari 6 perusahaan market leader rokok periode 2005-2018 forecast. (halaman 8-12)
Pada halaman 12, tim duniaindustri.com menghitung nilai pasar (market value) industri rokok nasional periode 2014-2018 forecast, dengan memfaktorkan penurunan volume yang terjadi pada 2016 dan 2017. Selanjutnya, tren produksi rokok per segmen (SKT, SKM, SPM) ditampilkan dengan rekam jejak periode yang cukup panjang yakni 2014 hingga kuartal I 2017 pada halaman 13 sampai 16.
Tren konsumsi rokok disajikan dengan tabel yang menarik untuk periode 2006-2013 serta harga rata-rata rokok di Asia Tenggara periode 2014, pada halaman 17 dan 18. Beralih ke pembahasan kompetisi pangsa pasar, pada halaman 19 hingga 22 dijabarkan tren market share pemimpin pasar industri rokok Indonesia sejak 1979-2017 beserta analisisnya. Tahun 2005 merupakan tahun bersejarah bagi industri rokok karena terjadi pergeseran market leader di industri ini.
Pada halaman 23 dijabarkan jumlah perokok di Indonesia periode 1995-2016, posisi jumlah konsumen rokok di Indonesia di antara negara-negara di dunia. Data itu diperkuat dengan tren proporsi genre konsumen perokok (pria dan wanita) dikaitkan dengan tren pertumbuhan penduduk berdasarkan kelamin pada halaman 24. Pada halaman 25 ditampilkan ekspor-impor rokok berdasarkan nomor HS periode 2008-2011.
Pada halaman 27 hingga 64, ditampilkan secara mendetail mengenai bahan competitor intelligence (riset pesaing) untuk empat market leader industri rokok di Indonesia. Bahan competitor intelligence itu berisi antara lain tren produksi, strategi pemasaran, skema penjualan, jaringan distribusi, hingga kinerja keuangan dari 4 pemimpin pasar industri rokok di Indonesia.
Riset Tren Pertumbuhan Industri Rokok 2005-2018 (Tren Pangsa Pasar Market Leader) sebanyak 65 halaman ini berasal dari hasil riset tim duniaindustri.com diperkuat dengan data penunjang dari BPS, Kementerian Perindustrian, Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
Sumber: klik di sini
4) Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok) ini dirilis November 2016 menampilkan riset independen, data komprehensif, analisis, serta kompetisi pangsa pasar di industri rokok di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari tren volume produksi enam perusahaan terbesar, nilai pasar industri, jumlah perusahaan, tren konsumsi rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, serta harga rata-rata rokok di Asia Tenggara.
Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)dimulai dengan dengan menampilkan highlights ekonomi serta pasar Indonesia, dilengkapi tren konsumen dan tingkat daya beli, serta segmentasi konsumen kelas menengah di Indonesia. (halaman 2-4)
Kemudian, masuk ke pembahasan inti dari riset ini yakni tren produksi rokok di Indonesia periode 2005-2016 (halaman 5-6). Lebih spesifik, riset ini menampilkan tren produksi rokok dari enam perusahaan pemimpin pasar periode 2005-2016 (halaman 7-8).
Data tersebut diperkuat dengan komparasi antara produksi dan konsumsi rokok di Indonesia periode 2013-2015 (halaman 9). Juga, data tersebut dilengkapi dengan tren produksi industri periode 2011-2015, nilai pasar (market size) industri rokok 2014-2016, serta perkembangan jumlah, produksi, dan cukai rokok 2007-2011 pada halaman 10.
Tren pasar rokok juga dibedah secara lebih detail untuk melihat perubahan segmen sigaret putih mesin (SPM), sigaret kretek tangan (SKT), dan sigaret kretek mesin (SKM) periode 2014-2016 pada halaman 11. Selanjutnya, tren konsumsi rokok disajikan dengan tabel yang menarik untuk periode 2006-2013 serta harga rata-rata rokok di Asia Tenggara periode 2014, pada halaman 12. Tren pertumbuhan volume rokok nasional juga dipaparkan lebih detail pada halaman 13, dengan penjabaran per segmen rokok.
Beralih ke pembahasan kompetisi pasar, pada halaman 14-16 dijabarkan tren pemimpin pasar industri rokok Indonesia sejak 1979-2015 beserta analisisnya. Tahun 2005 merupakan tahun bersejarah bagi industri rokok karena terjadi pergeseran market leader di industri ini.
Pada halaman 17 dijabarkan jumlah perokok di Indonesia periode 1995-2016, posisi jumlah konsumen rokok di Indonesia di antara negara-negara di dunia. Data itu diperkuat dengan tren proporsi genre konsumen perokok (pria dan wanita) dikaitkan dengan tren pertumbuhan penduduk berdasarkan kelamin pada halaman 18. Pada halaman 19 ditampilkan ekspor-impor rokok berdasarkan nomor HS periode 2008-2011.
Beranjak ke pembahasan market leader brand rokok, riset ini menampilkan tren pangsa pasar rokok per merek periode 2012-2015 halaman 20-27. Pembahasan market intelligence terkait jaringan distribusi dan strategi distribusi market leader dipaparkan pada halaman 28-29. Kinerja keuangan market leader ditampilkan pada halaman 30-32.
Market intelligence juga ditampilkan untuk tiga perusahaan rokok penguasa pasar terkait kinerja pangsa pasar (market share), tren produksi, kinerja keuangan, dan jaringan distribusi pada halaman 33-44.
Riset Tren Produksi Market Leader Rokok 2005-2016 (Kompetisi Pasar dan Tren Konsumsi Rokok)sebanyak 45 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian, Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com. Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
5) Riset Persaingan Brand Rokok di Indonesia 2014-2016 ini menampilkan riset independen, data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai peta persaingan brand (merek) rokok di Indonesia, mulai dari volume produksi, pangsa pasar merek-merek (brand) rokok di Indonesia, nilai pasar (market size) industri, konsumsi rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, pemimpin pasar, para pemain terbesar, pangsa pasar segmen rokok, dan kinerja produksi serta keuangan para pemain rokok di negeri ini, dan tidak ketinggalan strategi top 3 market leader di industri rokok.
Volume produksi rokok pada 2015 diperkirakan tumbuh tipis dibanding 2014, dari 314 miliar batang menjadi 315 miliar batang, dengan nilai pasar industri (market size) diestimasi Rp 222,7 triliun – Rp 224,2 triliun pada 2015. Data ini juga menampilkan proyeksi dan outlook 2016.
Selain itu, ditampilkan tren pemimpin pasar industri rokok di Indonesia dari 1979-2015. Sejak 1989-2007, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mendominasi pasar dengan pangsa sekitar 28%-47%. Namun sejak kuartal I 2007, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan dukungan Philip Morris menggeser Gudang Garam dan merajai industri rokok nasional. Pada 2010, market share HM Sampoerna sebesar 30,9% dan pada 2015 sekitar 35,2%. Juga ditampilkan pangsa pasar pemain lainnya.
Ikut ditampilkan tren pertumbuhan pangsa pasar segmen rokok, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai sigaret kretek mesin (SKM) LTN dan SKM FF, sementara sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret putih mesin (SPM) cenderung menurun.
Secara khusus, riset persaingan brand rokok ini menampilkan top 10 market leader brand (merek) rokok di Indonesia berdasarkan penjualan, perubahan pangsa pasar 2014 dan 2015, tren perkembangan pangsa sejak 1979 hingga 2015. Duniaindustri.com juga membuat riset terkait brand equity market leader brand rokok di Indonesia, dari mulai tren penjualan dikaitkan dengan biaya iklan dan promosi yang dihabiskan.
HM Sampoerna pemimpin pasar rokok di Indonesia memiliki merek produk yang kuat dan cenderung mendominasi pasar. HM Sampoerna merajai di segmen SKM 31%, SKT 39%, dan SPM 81%. Ikut dibedah, pangsa pasar produk HM Sampoerna yakni A Mild, Dji Sam Soe, Malboro, U mild, dan Sampoerna Kretek.
Selain HM Sampoerna, ikut ditampilkan data-data terkait PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bentoel International investama Tbk (RMBA), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM). Di samping pangsa pasar merek produk, juga diulas, fasilitas produksi, jalur pemasaran dan distribusi, tren penjualan dan pendapatan serta laba (EBITDA), serta kenaikan cukai 2015.
Data sebanyak 28 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian, Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
6) Data dan Outlook Industri Rokok 2005-2016 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri rokok di Indonesia, mulai dari volume produksi, nilai pasar industri, jumlah perusahaan, cukai, konsumsi rokok, jumlah perokok, segmentasi perokok, harga rata-rata rokok di Asia Tenggara, tren pertumbuhan volume, kebutuhan bahan baku, hingga pemimpin pasar, para pemain terbesar, pangsa pasar merek rokok, pangsa pasar segmen rokok, dan kinerja produksi serta keuangan para pemain rokok di negeri ini.
Volume produksi rokok pada 2015 diperkirakan tumbuh tipis dibanding 2014, dari 314 miliar batang menjadi 315 miliar batang, dengan nilai pasar industri (market size) diestimasi Rp 222,7 triliun – Rp 224,2 triliun pada 2015. Data ini juga menampilkan proyeksi dan outlook 2016.
Sementara konsumsi rokok di Indonesia meningkat rata-rata per tahun (CAGR) sebesar 6% periode 2008-2014. Harga rokok di Indonesia paling rendah di kawasan Asia Tenggara sebesar US$ 1,4 per pack rokok. Juga dipaparkan tren pertumbuhan volume serta kebutuhan cengkeh industri rokok nasional.
Saat ini jumlah perokok di Indonesia pada 2015 mencapai 62,7 juta jiwa dengan rasio 63% dari seluruh pria merupakan perokok, sedangkan 5% wanita merupakan perokok.
Selain itu, ditampilkan tren pemimpin pasar industri rokok di Indonesia dari 1979-2015. Sejak 1989-2007, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mendominasi pasar dengan pangsa sekitar 28%-47%. Namun sejak kuartal I 2007, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan dukungan Philip Morris menggeser Gudang Garam dan merajai industri rokok nasional. Pada 2010, market share HM Sampoerna sebesar 30,9% dan pada 2015 sekitar 35,2%. Juga ditampilkan pangsa pasar pemain lainnya.
Ikut ditampilkan tren pertumbuhan pangsa pasar segmen rokok, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai sigaret kretek mesin (SKM) LTN dan SKM FF, sementara sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret putih mesin (SPM) cenderung menurun.
Secara khusus data ini menampilkan data dan informasi spesifik terkait 4 pemain besar di industri rokok di Indonesia, mulai dari sejarah, line up (portofolio) produk, hingga pangsa pasar produk/merek rokok. HM Sampoerna pemimpin pasar rokok di Indonesia memiliki merek produk yang kuat dan cenderung mendominasi pasar. HM Sampoerna merajai di segmen SKM 31%, SKT 39%, dan SPM 81%. Ikut dibedah, pangsa pasar produk HM Sampoerna yakni A Mild, Dji Sam Soe, Malboro, U mild, dan Sampoerna Kretek.
Selain HM Sampoerna, ikut ditampilkan data-data terkait PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bentoel International investama Tbk (RMBA), dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM). Di samping pangsa pasar merek produk, juga diulas, fasilitas produksi, jalur pemasaran dan distribusi, tren penjualan dan pendapatan serta laba (EBITDA), serta kenaikan cukai 2015. Data sebanyak 39 halaman ini berasal dari BPS, Kementerian Perindustrian, Gabungan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), sejumlah perusahaan rokok di Indonesia, dan diolah duniaindustri.com.
Download database industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.(*)
7) Data Penjualan dan Pangsa Pasar 4 Perusahaan Rokok Terbesar ini mencakup nilai penjualan, produksi, dan pangsa pasar 4 perusahaan rokok terbesar di Indonesia (periode tujuh tahun terakhir). Keempat perusahaan rokok itu adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Djarum, dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA).(*)
Sumber: di sini
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 214 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 214 database, klik di sini
- Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Komentar
Posting Komentar