Langsung ke konten utama

Mencermati Perang Dagang di Komoditas Baja dan Aluminium

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pengenaan bea impor baja dan aluminium untuk melindungi produsen AS. Trump mengatakan, bea masuk baja akan sebesar 25% dan aluminium 10%. Hal itu akan memicu perang dagang secara global.

“Kami akan membangun industri baja dan aluminium kembali,” kata Trump dalam pernyataan yang dikutip Reuters.

Merespons hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpandangan bahwa kebijakan Presiden Donald Trump mengenai peningkatan tarif bea masuk (BM) baja dan aluminium memiliki potensi buruk terhadap perekonomian dunia. “Ya kita lihat saja dulu, di AS sendiri dinamika mengenai itu sendiri sedang diperdebatkan antara Presiden Trump dengan Kongres dan Senat-nya,” kata Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengkhawatirkan jika kebijakan mengenai tarif bea masuk baja dan aluminium ini membuat negara lain juga menerapkan serupa sehingga menyebabkan perang tarif. “Namun tentu saja kalau sampai terjadi adanya retorika untuk saling membalas dari sisi tarif, sejarah dunia sudah menunjukkan kalau terjadi perang dagang maka dampaknya buruk terhadap ekonomi dunia, itu sudah beberapa kali terjadi di dalam,” ungkap dia.

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, bagi Indonesia, efeknya adalah menyebabkan Indonesia kebanjiran produk baja dari China. “Kalau itu berjalan, mau tidak mau bajanya China akan kemana-mana, termasuk ke Indonesia,” kata Darmin.

Menurut Darmin, pemerintah masih memperhatikan perkembangan dari rencana ini. Sebab, selain China, ada pula Jerman yang sedang tarik menarik kepentingan dengan AS di mana Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel menyebutkan Berlin menolak keputusan Trump yang mengenakan tarif selangit untuk impor baja dan aluminium.

“Masih berjalan ini. Tarik menariknya China kemudian apalagi Jerman dengan AS. Bagaimana setelah ini akan kami cermati,” ujarnya.

Saat ini Indonesia masih belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan logam dasar, seperti baja. Saat ini, jumlah produksi baja dalam negeri diketahui baru sekitar 55%, dan sisanya ditutup lewat impor.

“Porsinya sudah menurun ya, dulu itu kita impornya 55%, produksinya 45%. Kan sekarang udah kebalik nih, 2016-2017 impornya sudah menurun ya, jadi 45%, produksinya 55%” kata Senior Vice Presiden Head of Marketing Krakatau Steel, Bimakarsa Wijaya.

Bimakarsa mengatakan, jumlah kebutuhan baja nasional meningkat setiap tahunnya. Pada 2016 lalu kebutuhan dalam negeri sebanyak 12,7 juta ton, dan tahun 2017 diperkirakan sebanyak 13,4 juta ton. “Kalau untuk 2018, kalau pertumbuhan 6-7%, jatuhnya di 14 juta ton. Kita harapkan jangan lebih dari 50% impornya,” kata dia.(*)


Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 151 database, klik di sini
** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Terbaru, 14 Market Outlook Industri Farmasi dan Alkes

Duniaindustri.com (September 2021)  -- Pandemi Covid-19 telah mengubah siklus pertumbuhan bisnis di hampir seluruh sektor industri. Tidak terkecuali sektor industri farmasi, yang menikmati high demand untuk sejumlah produk seperti masker kesehatan, alat pelindung diri (APD). Tapi bagaimana dengan produk farmasi lainnya? Guna melihat seluk beluk industri farmasi, termasuk tren pertumbuhan, pangsa pasar, serta market inteligence,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya 14  data dan riset khusus di industri farmasi  Indonesia dari berbagai rentang waktu. Simak ulasannya berikut ini. 1) Kajian Peluang Pertumbuhan Channel Distribusi Produk Farmasi dan Alat Kesehatan 2019-2024 (Momentum Saat Pandemi Melandai) 2) Riset Data Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen 2016-2024 (Kompetisi Pasar Brand Vitamin) 3)  Kajian Pertumbuhan Segmen Pasar Farmasi dan Alat Kesehatan 2016-2024 (Strategi Industri Farmasi 2021) " 4 ) Market Demand Analysis Obat Generik 2016-2027 (Ka...

Mengukur Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen, High Demand?

  Duniaindustri.com (September 2021)  -- Seiring tingginya kebutuhan dan permintaan pasar, tidak salah jika produk vitamin dan suplemen dikategorikan high demand. Tapi, apakah trend ini akan bertahan lama? Untuk menelisik pertumbuhan pasar vitamin dan suplemen, tim Duniaindustri.com membuat " Riset Data Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen 2016-2024 (Kompetisi Pasar Brand Vitamin) " yang dirilis minggu pertama September 2021, menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, dan market outlook. Riset data ini berisi 56 halaman pdf berukuran 6,89 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (highlights) perekonomian nasional yang terpengaruh dua kejadian besar pada 2019 yakni perang dagang negara maju serta pada 2020 yakni pandemi Covid-19. Ulasan singkat dinamika ekonomi Indonesia dipaparkan secara detai...

Paling Lengkap, 36 Hasil Riset Pasar dan Data Market Share di Industri Makanan Minuman

   Duniaindustri.com (Februari 2025)  -- Mencermati tren pertumbuhan, persaingan brand, dan mencari peluang di industri makanan minuman memang menarik untuk diikuti. Selain karena sektor makanan minuman merupakan kebutuhan primer, pasar Indonesia dengan 281 juta jiwa menawarkan prospek bisnis yang berpotensi di masa mendatang. Satu hal yang pasti, dibutuhkan dukungan data research yang aktual untuk terus secara kontinyu memonitor rantai pasok industri. Tujuannya tidak lain untuk menghasilkan produk sesuai selera pasar yang mampu bersaing. Faktor kualitas produk, harga jual, serta akurasi distribusi stok menjadi kunci utama. Untuk membedah pertumbuhan, pangsa pasar, serta persaingan pasar di industri makanan dan minuman,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya  36 data dan riset khusus  di industri ini. Mari kita simak ulasannya berikut ini: (silakan diklik data research yang dituju untuk keterangan lebih lanjut) Riset Data Spesifik Persaingan 3 Br...