Langsung ke konten utama

Astra dan Djarum Tanam Modal di Gojek

Setelah masuknya Google dan Temasek, kini giliran grup raksasa domestik seperti Astra Group dan Grup Djarum yang menginjeksi modal kepada Gojek, perusahaan unicorn ride sharing berbasis di Indonesia. Tambahan injeksi modal ini akan digunakan Gojek untuk memperluas penetrasi pasar hingga ke Papua.

PT Astra International Tbk (ASII) melakukan suntikan dana sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2 triliun untuk Gojek. Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto mengatakan ini investasi terbesar Astra di bidang digital.

Prijono mengharapkan investasi ini akan mendorong era digitalisasi di Astra International. Dengan langkah bisnis ini, pihaknya percaya investasi tersebut sangat menarik meski tidak akan instan. “Gojek baru tujuh tahun. Tidak ada juga investasi sekejap. Yang penting kami percaya ini menjadi investasi jangka panjang dan memberi nilai tambah bagi kedua belah pihak,” ungkap Prijono.

Saat ini pengemudi Gojek yang terdaftar mencapai satu juta orang dengan lebih dari 125 ribu mitra usaha dan 30 ribu penyedia jasa. Gojek juga memfasilitasi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulannya.

Prijono menambahkan, pihaknya tak ingin ketinggalan masuk dalam pertumbuhan ekosistem digital. Dia melihat adanya benang merah antara bisnis Astra dengan Gojek. Apalagi, saat ini Astra juga tengah merambah bisnis digital lewat Astra Digitalisasi Program (ADP).

Menurut dia, dalam satu tahun, Astra International bisa menjual 4,5 juta sepeda motor dan 600.000 mobil. Jika dikonsolidasikan, Astra International memiliki lebih dari 10 juta-15 juta database kendaraan. “Bukan hanya jual mobil dan motor. Mudah-mudahan digitalisasi yang dilakukan Gojek bisa berkolaborasi dengan digitalisasi Astra,” ujar Prijono.

Astra International juga bisa mengolaborasikan bisnis lainnya dengan Gojek, seperti asuransi, perawatan kendaraan dan pembiayaan kendaraan bermotor dengan mitra Gojek. Saat ini Astra International menggenggam 56% pangsa pasar kendaraan roda empat dan menguasai 75% pangsa pasar sepeda motor di Indonesia.

Nadiem Makarim, CEO dan pendiri Gojek, mengatakan, investasi yang dilakukan ASII merupakan salah satu investasi terbesar. Ia bilang, ada banyak area bisnis yang dapat dieksplorasi Gojek bersama ASII. Salah satunya adalah ekspansi ke Papua.

CEO PT Global Digital Niaga (Grup Djarum) Kusumo Martanto mengatakan salah satu alasan mau berinvestasi dengan Gojek karena memiliki kesamaan visi misi. “Kami mau bangun dan perluas jaringan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),” kata Kusumo.

Selain itu, Kusumo memastikan masih banyak kolaborasi lain lagi yang akan dilakukan bersama Gojek. Menurutnya kolaborasi tersebut bisa dalam bentuk logistik, pembayaran, dan membangun produk serta tekno. Namun, Kusumo tidak bersedia menyebutkan nilai investasi yang ditanam ke Gojek. Dikabarkan investasi Astra dan Djarum nilainya ratusan juta dolar AS.

Masuknya dua perusahaan nasional itu menambah panjang investor, baik asing maupun lokal, yang telah menanamkan modalnya di Gojek. Berikut beberapa investor besar yang diketahui telah menanamkan modalnya di perusahaan asal Indonesia yang dibentuk tujuh tahun lalu ini.

Investasi Google
Pada akhir Januari 2018, Google, melalui perusahaan induknya, Alphabet, dikabarkan menyuntikkan modal ke Gojek. Tidak disebutkan secara pasti berapa nilai investasi yang digelontorkan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat ini.

Namun, Google tidak masuk sendirian. Google menggandeng Temasek Holding, perusahaan online asal Tiongkok Meituan-Dianping, serta sejumlah investor lama Gojek untuk bersama-sama menggelontorkan dana segar senilai US$ 1,2 miliar atau Rp 16 triliun.

Dengan tambahan modal sebesar itu, seperti ditulis Reutersnilai valuasi Gojek diperkirakan mencapai 4 miliar dolar AS atau setara Rp 53 triliun. Namun, nilai valuasi Gojek masih kalah dengan pesaingnya, Grab, yang diperkirakan telah melebihi 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 80 triliun.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 150 database, klik di sini
** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh