Langsung ke konten utama

56% Tenaga Kerja Manusia Akan Tergantikan Mesin Automasi

Sekitar 56% lapangan kerja manusia di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, akan hilang dan digantikan oleh automasi mesin, robotik, dan perkembangan teknologi yang pesat. Hal itu menjadi konsekuensi dari revolusi industri keempat yang tengah terjadi secara global.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutip data International Labour Organization (ILO) dalam Sarasehan Nasional di DPD RI Jakarta, Jumat (17/11). “ILO memperkirakan akan terjadi 56% lapangan kerja di negara-negara ASEAN, termasuk tentu saja di Indonesia, akan hilang akibat automasi-automasi mesin, akibat robotik, dan yang lain-lainnya,” kata Jokowi.

Karena itu, lanjut Presiden, Indonesia harus bersiap terhadap automasi, yakni proses pengendalian produksi oleh mesin-mesin. Risikonya, pekerjaan manusia bisa terenggut oleh lengan-lengan robot. “Seperti inilah yang harus kita sadari bersama sehingga kita juga harus bergerak cepat mengantisipasi,” kata Jokowi.

Jokowi menyebut perubahan ini sebagai revolusi industri keempat. Memang ada potensi yang besar dalam pemanfaatan teknologi, potensinya sebesar US$ 600 miliar atau setara Rp 10.000 triliun. Strategi ekonomi jitu perlu diterapkan supaya hidup manusia tak ‘dikunyah-kunyah teknologi’. “Dan yang berbahaya adalah tantangan-tantangan yang sangat berat sekali, yakni pengangguran,” kata Jokowi.

Jokowi tak ingin pengangguran sebagai korban automasi menggejala luas di Indonesia. Upaya dia adalah membangun infrastruktur di daerah pinggiran dan perbatasan. Istilah dia, pembangunan infrastruktur tidak Jawa sentris melainkan Indonesia sentris. “Karena mobilitas logistik, mobilitas orang, ini akan memperkuat kita supaya bisa bersaing, bisa berkompetisi dengan negara lain,” tuturnya.

Jokowi menyebut indeks persaingan global (global competitiveness index) Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga. Termasuk aspek infrastruktur di Indonesia juga masih jauh, sehingga kini pembangunan infrastruktur digalakkan.

Tren perkembangan mesin automasi dan robotik juga ditopang kemajuan pesat teknologi digital. Analis dari Global Equities Research, Trip Chowdhry, memperkirakan akan ada sebanyak 369 ribu pekerja di sektor teknologi global yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam tahun ini.

“Efisiensi IT meningkat signifikan dan berakibat mereka yang bekerja mengkonfigurasi middleware, bekerja untuk database, mengelola dan mengintegrasikan proses backend, secara khusus kehilangan pekerjaannya,” kata Chowdhry.

Selain karena perkembangan teknologi yang makin cepat, lanjut dia, preferensi konsumen juga cepat berubah. “Sesuatu yang kemarin terlihat keren, hari ini sudah tampak usang,” kata Chowdry sambil mencontohkan Yahoo, Linkedin, dan Yelp yang mulai dianggap old fashion.(*)

Sumber: klik di sini

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 146 database, klik di sini
** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh