Langsung ke konten utama

Inilah Market Leader Industri Beton Pracetak

Sebanyak 9 perusahaan menguasai 89% kapasitas produksi beton pracetak di Indonesia. Menurut penelusuran data duniaindustri.com, kesembilan perusahaan beton pracetak tersebut merupakan pemain utama (big players) dari total sekitar 20 perusahaan yang berkecimpung di sektor ini dengan 28 fasilitas produksi dan total kapasitas produksi nasional mencapai 5,2 juta ton per tahun.

Adalah PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) yang menjadi pemimpin pasar (market leader) di industri beton pracetak dengan pangsa pasar (market share) 42,7% pada 2015, menurut pernyataan perusahaan. Dari sisi kapasitas produksi, Wijaya Karya Beton atau sering dikenal Wika Beton menguasai 38,6% dari total kapasitas produksi di Indonesia. Pada 2015, kapasitas produksi beton pracetak perseroan mencapai 2,34 juta ton per tahun.

Tahun lalu, perseroan mempertahankan posisi terbesar dalam kepemilikan pangsa pasar di Indonesia dengan memiliki sembilan pabrik, enam wilayah penjualan, dan dua kantor representative penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Seluruh pabrik dan wilayah penjualan tersebut senantiasa bersinergi secara menyeluruh untuk memastikan kepuasan pelanggan melalui kualitas dan spesifkasi produk yang sesuai, ketepatan waktu, serta harga yang bersaing.

Selain Wika Beton, kesembilan perusahaan big players di industri beton pracetak antara lain PT Adhimix Precast Indonesia, PT Waskita Beton Precast, PT Waskita Beton Precast, PT Jaya Beton Indonesia.

Wijaya Karya Beton diprediksi meraup untung dari belanja pemerintah yang sebagian besar untuk infrastruktur pada tahun ini. "Bersama dengan induk usaha perseroan, yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), akan memperoleh pendapatan dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (LRT). Kontrak yang didapatkan Wika Beton dari proyek ini diperkirakan Rp 6-9 triliun," papar analis PT Daewoo Securities Indonesia Mimi Halimin melalui risetnya.

Namun, menurut Mimi, akan tercipta kompetisi yang ketat di bisnis precast, karena semua BUMN konstruksi telah memiliki unit usaha di bidang ini. Sebagai contoh, PT Waskita Beton Precast, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), memiliki kapasitas yang hampir sama dengan Wika Beton, yaitu 2,25 ton per tahun.

Walaupun kompetisi semakin berat, namun sepertinya permintaan untuk beton pracetak akan meningkat seiring belanja infrastruktur yang terus tumbuh.

Berdasarkan data media, realisasi belanja pemerintah mencapai Rp160 triliun sepanjang Januari 2016 atau 7,6% dari APBN 2016, dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 106 triliun (APBN-P 2015). “Ini menunjukkan pemerintah memang menggenjot infrastruktur dengan realisasi belanja yang lebih besar," imbuh Mimi.

Adapun Wika Beton menargetkan perolehan kontrak baru Rp 4 triliun pada 2016, tumbuh 14,28% dari realisasi perolehan tahun lalu Rp 3,5 triliun.

Akuisisi Terbaru

Sementara itu, PT Waskita Beton Precast, anak usaha emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya Tbk (WSKT), berhasil mengakuisisi dua pabrik beton pracetak dengan kapasitas produksi 500.000 ton per tahun.

Kedua pabrik tersebut berada pracetak di Subang, Jawa Barat dan Cilegon, Banten. Kedua pabrik tersebut akan menambah kapasitas produksi perseroan menjadi 2,3 juta ton per tahun.

Untuk mengakuisisi pabrik tersebut, Waskita Beton Precast mendapat pinjaman dari induk usaha sebesar Rp 300 miliar. Tingkat bunga fasilitas pinjaman tersebut sebesar 10,5% per tahun dan fasilitas pinjaman dalam jangka waktu enam bulan sejak pertandatangan perjanjian pada 29 Januari 2016.

Dengan tambahan kedua pabrik yang baru diakuisisi tersebut maka total pabrik yang dimiliki Waskita Beton Precast sudah delapan pabrik. Tahun lalu, perseroan berhasil menambah dua pabrik di Sadang-Jawa Barat dan Karawang.(*)

Baca selengkapnya di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh