Langsung ke konten utama

Deflasi Meradang Tanda Kosumen Kelas Menengah dalam Mode Survival

Duniaindustri.com (Oktober 2024) – Konsumen kelas menengah selama ini dianggap sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Mereka bukan hanya konsumen aktif, tetapi juga penyokong utama dalam mendorong pertumbuhan melalui konsumsi barang dan jasa. Namun, dalam data terakhir oleh LPS dan Riset Bank Mandiri, menunjukan tabungan masyarakat menurun disertai daya beli masyakarat menurun.



“Ini menunjukkan kelas menengah Indonesia tampaknya mulai beralih ke mode survival. Fenomena yang sering dijuluki sebagai ‘makan tabungan’ bukan hanya dialami oleh masyarakat kelas bawah, tetapi juga mulai menjalar ke kelas menengah,” ujar Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, di Jakarta, kemarin.

Tekanan inflasi pada barang-barang kebutuhan pokok dan energi, ditambah dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor, membuat kelas menengah semakin bergantung pada tabungan mereka untuk bertahan hidup. Riset menunjukkan bahwa tabungan kelas menengah menurun, sementara pengeluaran relatif stabil, terutama untuk kebutuhan pokok.

Meskipun demikian, penurunan tabungan di kelas menengah belum sebesar di kalangan bawah. Namun, dalam jangka panjang, pola ini dapat menjadi sinyal awal bahwa kelas menengah sedang berjuang untuk mempertahankan gaya hidup mereka. Mereka tidak lagi fokus pada konsumsi barang sekunder atau tersier seperti rekreasi atau hiburan, melainkan mengalihkan anggaran ke barang-barang esensial. Ini menjadi indikasi jelas bahwa mereka sedang berada dalam mode survival.

Ancaman Kemiskinan Baru

Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari mode survival kelas menengah adalah ancaman bahwa mereka bisa turun ke kelompok rentan miskin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jutaan orang telah turun kasta dari kelas menengah ke kelas bawah dalam beberapa tahun terakhir.

Jika tren ini terus berlanjut tanpa intervensi kebijakan yang signifikan, kita akan menyaksikan kemunduran ekonomi besar-besaran, yang tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Kelas menengah memainkan peran penting sebagai penggerak utama konsumsi domestik. Jika daya beli mereka terus menurun, sektor-sektor yang bergantung pada konsumsi, seperti ritel, properti, dan jasa, akan merasakan dampak serius. Pada akhirnya, ini dapat menghambat pemulihan ekonomi yang seharusnya mulai terlihat pasca-pandemi.

Rekomendasi Bagi Kabinet Prabowo 2024-2029

Untuk menghindari potensi krisis lebih lanjut, beberapa langkah harus diambil pemerintah yang akan datang diantaranya adalah:

Pertama, kebijakan perlindungan sosial yang tepat sasaran. Perlindungan sosial tidak hanya penting bagi masyarakat kelas bawah, tetapi juga bagi kelas menengah yang terancam turun kelas. Bantuan berupa subsidi pendidikan, kesehatan, dan energi yang lebih terjangkau dapat memberikan ruang bagi mereka untuk menjaga tabungan dan menghindari kondisi yang lebih buruk.

Kedua dukungan lapangan kerja. Pemerintah perlu mendorong kebijakan yang menciptakan lapangan kerja lebih banyak di sektor-sektor yang tumbuh, seperti teknologi dan ekonomi hijau. Ini akan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan tradisional yang mungkin sedang mengalami penurunan.

Ketiga, program yang mendukung inovasi dan diversifikasi penghasilan. Di era digital ini, kelas menengah harus didorong untuk memanfaatkan peluang baru, seperti kewirausahaan digital dan pekerjaan lepas, yang dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian.

Mode survival yang kini dirasakan kelas menengah adalah alarm bagi kita semua. Meskipun belum sebesar dampak yang dialami oleh kelas bawah, jika tidak ditangani dengan baik, kelas menengah bisa beralih menjadi kelompok rentan, yang pada akhirnya memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia. Kebijakan yang tepat dan terukur perlu diambil untuk memastikan bahwa kelas menengah dapat kembali berkontribusi secara optimal terhadap perekonomian, bukan sekadar bertahan hidup.(*/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 298 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 298 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

[caption id="attachment_14332" align="alignnone" width="336"]Riset Pertumbuhan Pasar Industri Besi Beton 2022-2028 (Pangsa Pasar 16 Produsen Terbesar) Riset Pertumbuhan Pasar Industri Besi Beton 2022-2028 (Pangsa Pasar 16 Produsen Terbesar)[/caption][caption id="attachment_9784" align="alignnone" width="336"] Market Outlook Consumer Goods di Indonesia 2013-2024 (Market Growth and Channel Distribution Trend)[/caption][caption id="attachment_9749" align="alignnone" width="342"]Riset Data Spesifik Industri Frozen Food 2013-2024 (Market Share Top 10 Player Frozen Food Bakso dan Brand Profile) Riset Data Spesifik Industri Frozen Food 2013-2024 (Market Share Top 10 Player Frozen Food Bakso dan Brand Profile)[/caption]

Portofolio lainnya:

[caption id="attachment_9118" align="alignnone" width="523"] Buku "Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri"[/caption]

Atau simak video berikut ini:

https://youtu.be/wAxS2LsxU2U

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh