Langsung ke konten utama

Riset Tren Harga Industri Baja 2019

Tren harga baja dunia cenderung menurun hingga April 2019 terutama untuk komoditas baja canai panas (hot rolled coils/HRC) dan kawat baja (wire rod). Berdasarkan data yang dihimpun tim Duniaindustri.com, harga baja dunia melemah 2,5%-3,8% pada April 2019 secara tahunan

Pada awal April 2019, harga baja dunia yang mengambil patokan harga baja canai panas (hot rolled coils/HRC) asal China melemah 3,8% untuk HRC dengan ketebalan 3 mm, dari kisaran US$ 615-625/ton pada April 2018 menjadi hanya US$ 575-585/ton. Demikian juga untuk harga HRC ketebalan 1 mm, menurun dari US$ 655-665/ton menjadi hanya US$ 630-640/ton. Produk kawat baja (wire rod) juga demikian, menurun dari posisi April 2018 di kisaran US$ 600-610/ton menjadi hanya US$ 585-595/ton.

Duniaindustri.com mengambil data tren harga baja dunia dari harga baja di Timur Tengah dengan negara asal China untuk kategori HRC lebih besar atau sama dengan 2 milimeter, HRC 1 milimeter, dan wire rod. 

Asosiasi baja dunia atau World Steel Association (worldsteel) dalam laporan Short Range Outlook (SRO) per April 2019 menyatakan permintaan baja global terus tumbuh meski ekonomi global terus melambat. Worldsteel memperkirakan permintaan baja global akan mencapai 1.735 juta ton pada 2019, meningkat 1,3% dari 2018. Pada 2020, permintaan diproyeksikan tumbuh 1,0% hingga mencapai 1.752 juta ton.

“Pada 2019 dan 2020, permintaan baja global diperkirakan akan terus tumbuh, tetapi tingkat pertumbuhan akan moderat seiring dengan perlambatan ekonomi global. Ketidakpastian atas lingkungan perdagangan dan volatilitas di pasar keuangan belum surut dan dapat menimbulkan risiko penurunan perkiraan ini," kata Al Remeithi, Ketua Komite Ekonomi Worldsteel dikutip dari situsnya.

Pada tahun 2018, permintaan baja global meningkat sebesar 2,1% (setelah disesuaikan dengan data dari China), tumbuh sedikit lebih lambat dari 2017. Pada 2019 dan 2020 pertumbuhan masih diharapkan, tetapi dalam kondisi yang kurang menguntungkan dari sisi perlambatan ekonomi global. Perlambatan Tiongkok, ekonomi global yang melambat, dan ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan dan situasi politik di banyak daerah menunjukkan kemungkinan moderasi dalam kepercayaan bisnis dan investasi.

Permintaan baja China terus melambat karena efek gabungan dari penyeimbangan kembali ekonomi dan ketegangan perdagangan menyebabkan perlambatan investasi dan kinerja manufaktur yang lesu. Stimulus pemerintah yang ringan meredam perlambatan ekonomi pada tahun 2018. Pada tahun 2019, pemerintah kemungkinan akan meningkatkan tingkat stimulus, yang diharapkan akan meningkatkan permintaan baja. Pada tahun 2020, kontraksi kecil dalam permintaan baja Cina diperkirakan karena efek stimulus diperkirakan akan mereda. 

Sementara itu, pada 2017-2018, permintaan baja di AS diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat yang didorong oleh stimulus fiskal yang dipimpin pemerintah, yang mengarah pada kepercayaan diri yang tinggi dan pasar kerja yang kuat. Pada 2019, pola pertumbuhan AS diperkirakan melambat dengan efek memudarnya stimulus fiskal dan normalisasi kebijakan moneter. Oleh karena itu, pertumbuhan konstruksi dan manufaktur diperkirakan akan moderat. Investasi dalam eksplorasi minyak dan gas diperkirakan akan melambat juga, sementara dorongan dalam pengeluaran infrastruktur tidak diharapkan.

Di sisi lain, permintaan baja di negara berkembang di Asia tidak termasuk China diperkirakan tumbuh masing-masing 6,5% dan 6,4% pada tahun 2019 dan 2020, menjadikannya wilayah dengan pertumbuhan tercepat di industri baja global. Di kawasan ASEAN, pembangunan infrastruktur mendukung permintaan baja.(*/tim redaksi 05 & 07/Safarudin)

Sumber: klik di sini

(Market database terlengkap, simak di bawah ini)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini



Komentar

Postingan populer dari blog ini

140 Daftar Judul Riset Pemasaran Produk Industri

Riset Pemasaran atau Marketing Research adalah salah satu kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian . Riset Pemasaran dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.  Tujuan Riset Pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). Riset pemasaran sebagai alat bantu Manager menghubungkan antara variabel pemasaran, konsumen, dan lingkungan. Metode pengumpulan data antara lain melalui survei, wawancara, menyebar kuesioner, observasi, dan eksperimen (kuantitatif). Data primer (kualitatif) diperoleh melalui wawanc

Data Perkembangan Jumlah UKM dan Sebaran Per Provinsi

Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dirilis pada pertengahan Juli 2018 menampilkan data komprehensif, serta tren pertumbuhan jumlah dan sebaran industri kecil (usaha kecil menengah dan mikro/UMKM) di Indonesia. Pembahasan dilakukan secara detail mulai dari   tren pertumbuhan   jumlah, porsi terhadap ekonomi, komparasi dengan kondisi di negara tetangga, serta tren produksi dan ekspor industri kecil di Indonesia. Data Komprehensif Perkembangan Industri Kecil & UsahaBesar 2016-2017 (Sebaran UKM Per Sektor & Per Daerah)   ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2 dan 3). Dilanjutkan dengan   outlook dan prospek bisnis   2018 mengacu pada target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 2018 di halaman 4. Kontribusi UMKM terhadap industri nasional di Indonesia dikomparasi dengan kondisi di sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Bra

50% dari Pemimpin Pasar Consumer Goods Dipegang Merk Lokal

Merek lokal berhasil membangun kehadiran yang lebih kuat dalam persaingan industri barang konsumen (consumer goods), ketika  50% dari 10 merek pemimpin pasar  teratas berasal dari produsen lokal. Meski demikian, ke depan diperkirakan persaingan makin ketat sehingga pemimpin pasar harus lebih kreatif untuk memasarkannya agar tetap menempati peringkat sepuluh besar. Hal itu terungkap dalam hasil Survei Kantar tahun 2019. “ Hasil survei  mewakili 85% dari total rumah tangga kota-kota besar di Indonesia,” kata Marketing Director Kantar, Fanny Muharyati, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/6). Fanny menjelaskan  survei brand “footprint”  merupakan studi tahunan Kantar untuk  mengukur merek  apa saja yang paling sering dibeli konsumen, sehingga menjadi pemimpin pasar. “Studi ini meliputi jumlah pembelian (penetrasi pasar) dan berapa sering produk dibeli. Produk yang disurvei meliputi sektor fast ‘moving consumer goods’ seperti makanan, minuman, perawatan rumah, produk keseh