Langsung ke konten utama

Riset dan Data Terbaru Industri Minuman pada Akhir 2016


Penjualan minuman (beverages) pada akhir 2016 tercatat mengalami penurunan baik secara volume maupun nilai dibanding periode yang sama tahun 2015. Penurunan tersebut tercatat paling buruk dibanding segmen consumer goods lainnya, yakni makanan (food), dairy, personal care, dan home care.

Penjualan minuman anjlok -10% secara nilai (value growth) dan -12% secara volume (volume growth) periode 12 minggu hingga Oktober 2016 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu terekam dalam riset dan survei Kantar Worldpanel yang hasilnya diterima duniaindustri.com.

Menurut Kantar Worldpanel, penjualan makanan juga turun -3% secara nilai dan anjlok -4% secara volume. Berbeda halnya dengan penjualan produk dairy yang tumbuh 4% secara nilai, tapi turun -3% secara volume.

Dua segmen industri consumer goods lainnya, yakni personal care dan home care, justru tumbuh signifikan pada akhir 2016. Penjualan produk personal care tumbuh 15% secara nilai, tertinggi dibanding segmen lainnya, dan tumbuh 8% secara volume. Sementara penjualan produk home care juga tumbuh 7% secara nilai, dan tumbuh 2% secara volume.

Dilihat porsinya, penjualan makanan berkontribusi 38% dari total pasar fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia, disusul kontribusi 18% dari penjualan minuman, 18% dari penjualan personal care, 15% dari penjualan dairy, dan 12% dari penjualan produk home care.

Pada semester I 2016, pasar produk consumer goods juga belum mampu bangkit, seiring perlambatan ekonomi nasional yang memukul daya beli konsumen. Pelemahan demand produk consumer goods secara volume menjadi yang terburuk dalam tujuh kuartal terakhir, menandakan tekanan berat bagi produsen.

Di semester I 2016, penjualan produk makanan anjlok -7% secara volume, namun naik 2% secara nilai. Sedangkan produk dairy tumbuh 2% secara volume dan meningkat 6% secara nilai. Penjualan produk minuman juga turun -1% secara volume, tapi tumbuh 7% secara nilai. Penjualan produk home care tumbuh 1% secara volume dan naik 9% secara nilai. Penjualan produk personal care tumbuh paling tinggi di antara kategori consumer goods, yakni tumbuh 7% secara volume dan naik 11% secara nilai.

Meski penjualan produk makanan dan minuman masih dalam teritori negatif secara volume, terjadi perbaikan di kategori-kategori lain terutama produk personal care. Kondisi di akhir Juni 2016 juga lebih baik dibanding Februari 2016 saat seluruh kategori produk consumer goods menderita pertumbuhan negatif per Februari 2016 mengindikasikan tekanan berat dialami daya beli konsumen. Dilihat dari tren makro ekonomi, inflasi pada Juni 2016 naik menjadi 3,45% dari inflasi Mei 2016 sebesar 3,33%.

Perekonomian Indonesia tumbuh 4,92% pada kuartal I 2016, sedikit di atas ekspektasi 4,91%. Sementara nilai mata uang rupiah menguat sekitar 0,5% pada Juni 2016 di level Rp 13.422/US$ dibanding bulan sebelumnya.

Fast moving consumer goods mencakup barang-barang konsumsi yang dibutuhkan sehari-hari atau dibutuhkan secara berkala dalam periode waktu tertentu yang singkat. Barang konsumsi jenis itu mencakup produk-produk makanan (food), peralatan rumah tangga (household), dan perawatan tubuh (personal care). Berbeda dengan barang tahan lama (durable goods), barang-barang fast moving consumer goods memiliki umur simpan yang singkat, baik sebagai akibat dari permintaan konsumen tinggi maupun karena produk yang cepat rusak.

Pasar FMCG di Indonesia tumbuh rata-rata per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 16,6% periode 2004-2010, di tengah fluktuasi inflasi yang dapat menahan maupun menggerus daya beli masyarakat. Sementara periode 2011 hingga saat ini, pertumbuhan pasar diperkirakan sekitar 13%. Namun, tekanan berat yang dihadapi konsumen mengubah tren pasar pada 2015-2016.(*)

Sumber: di sini
* Butuh riset pasar dan data industri spesifik, klik di sini
** Kesulitan request data untuk keperluan market intelligence atau penelitian pasar, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Database Terbaru, 14 Market Outlook Industri Farmasi dan Alkes

Duniaindustri.com (September 2021)  -- Pandemi Covid-19 telah mengubah siklus pertumbuhan bisnis di hampir seluruh sektor industri. Tidak terkecuali sektor industri farmasi, yang menikmati high demand untuk sejumlah produk seperti masker kesehatan, alat pelindung diri (APD). Tapi bagaimana dengan produk farmasi lainnya? Guna melihat seluk beluk industri farmasi, termasuk tren pertumbuhan, pangsa pasar, serta market inteligence,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya 14  data dan riset khusus di industri farmasi  Indonesia dari berbagai rentang waktu. Simak ulasannya berikut ini. 1) Kajian Peluang Pertumbuhan Channel Distribusi Produk Farmasi dan Alat Kesehatan 2019-2024 (Momentum Saat Pandemi Melandai) 2) Riset Data Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen 2016-2024 (Kompetisi Pasar Brand Vitamin) 3)  Kajian Pertumbuhan Segmen Pasar Farmasi dan Alat Kesehatan 2016-2024 (Strategi Industri Farmasi 2021) " 4 ) Market Demand Analysis Obat Generik 2016-2027 (Ka...

Mengukur Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen, High Demand?

  Duniaindustri.com (September 2021)  -- Seiring tingginya kebutuhan dan permintaan pasar, tidak salah jika produk vitamin dan suplemen dikategorikan high demand. Tapi, apakah trend ini akan bertahan lama? Untuk menelisik pertumbuhan pasar vitamin dan suplemen, tim Duniaindustri.com membuat " Riset Data Pertumbuhan Pasar Vitamin dan Suplemen 2016-2024 (Kompetisi Pasar Brand Vitamin) " yang dirilis minggu pertama September 2021, menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, dan market outlook. Riset data ini berisi 56 halaman pdf berukuran 6,89 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (highlights) perekonomian nasional yang terpengaruh dua kejadian besar pada 2019 yakni perang dagang negara maju serta pada 2020 yakni pandemi Covid-19. Ulasan singkat dinamika ekonomi Indonesia dipaparkan secara detai...

Paling Lengkap, 36 Hasil Riset Pasar dan Data Market Share di Industri Makanan Minuman

   Duniaindustri.com (Februari 2025)  -- Mencermati tren pertumbuhan, persaingan brand, dan mencari peluang di industri makanan minuman memang menarik untuk diikuti. Selain karena sektor makanan minuman merupakan kebutuhan primer, pasar Indonesia dengan 281 juta jiwa menawarkan prospek bisnis yang berpotensi di masa mendatang. Satu hal yang pasti, dibutuhkan dukungan data research yang aktual untuk terus secara kontinyu memonitor rantai pasok industri. Tujuannya tidak lain untuk menghasilkan produk sesuai selera pasar yang mampu bersaing. Faktor kualitas produk, harga jual, serta akurasi distribusi stok menjadi kunci utama. Untuk membedah pertumbuhan, pangsa pasar, serta persaingan pasar di industri makanan dan minuman,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya  36 data dan riset khusus  di industri ini. Mari kita simak ulasannya berikut ini: (silakan diklik data research yang dituju untuk keterangan lebih lanjut) Riset Data Spesifik Persaingan 3 Br...